Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

6 (Enam) Nasehat Imam Al Ghazali


6 (Enam) Nasehat Imam Al Ghazali

Rangkuman Khutbah Hari Ini

Jum’at merupakan hari yang berbeda bagi umat islam. Pada hari jum’at terdapat aktifitas sholat jum’at bersama di setiap masjid sebagai ganti dari sholat dhuhur. Di dalam sholat jum’at terdapat khutbah sebanyak dua kali, sebagai nasehat seorang khatib kepada semua jamaah mengenai nasehat, peringatan, kabar gembira, ancaman tentang agama.

Berikut penulis ukir kembali penjelasan khatib pada khutbah sholat jum’at tanggal 25 Januari 2019 oleh K. Drs. Kholisun di Masjid Dusun Gunung Lanjang Desa Bululanjang Kecamatan Sangkapura. Khutbah tersebut menjelaskan tentang 6 (enam) pertanyaan imam Ghazali pada murid-muridnya yang mengandung nasehat untuk semua kalangan.

Enam pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut :

1. Apa yang paling dekat?


Imam ghazali bertanya pada murid-muridnya tentang perihal di dunia yang paling dekat dengan manusia. Secara spontan mereka menjawab bahwa yang paling dekat adalah orang tua, guru, kawan serta sahabat. Imam Ghazali membenarkan jawaban mereka, tetapi yang paling benar adalah kematian. Sebab kematian itu merupakan janji Allah swt yang datang kapan pun dan di mana pun pada seseorang yang mencapai ajal.

Hal itu sebagaimana firman Allah swt dalam surah Ali Imran ayat 185,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Artinya : “Setiap yang berjiwa akan merasakan kematian”.

Seorang yang sadar sebagai hamba Tuhan yang diberi jiwa harusnya selalu waspada terhadap kematian, bukan berarti takut mati atau pun menghindari kematian, melainkan mempersiapkan diri untuk menyambut ajal itu datang kapan pun di mana pun dengan memperbanyak amal kebaikan serta beristighfar dari semua dosa dan kesalahan.

 
2. Apa yang paling jauh?


Pada pertanyaan kedua imam Ghazali bertanya pada muridnya tentang apakah yang paling jauh. Mereka menjawab bahwa yang paling jauh adalah bulan, bintang, matahari dan bahkan ada yang menjawab yang paling jauh adalah negeri cina. Imam Ghazali juga membenarkan semua jawaban mereka kemudian menjelaskan bahwa sesuatu yang paling jauh adalah masa lalu. Sebab sejauh bulan masih dapat dijangkau, tetapi masa lalu tidak aka nada yang sanggup untuk menggapainya.

Hal ini memberika pelajaran untuk berhati-hati dalam menggunakan waktu yang sedang atau akan dijalani dengan semaksimal mungkin untuk kebaikan dan kemanfaatan sebelum menjadi masa lalu. Sebagai contoh kongkrit di dalam menulis dan membaca tulisan ini dalam jangka waktu 1 (satu) menit ke depan sudah menjadi masa lalu yang tak mungkin kembali selamanya.

3. Apa yang paling besar?


Selanjutnya imam Ghazali bertanya tentang apakah yang paling besar di dunia? Murid-murinya menjawab bahwa yang paling besar adalah gunung, bumi, serta matahari. Semua jawaban itu benar kata imam Ghazali, tetapi yang sangat benar bahwa yang paling besar adalah hawa nafsu.

Dalam hadis Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dijelaskan sebagai berikut,
أفضل الجهاد أن يجاهد الرجل نفسه وهواه
Artinya : “Jihad yang paling utama adalah seseorang berjuang melawan dirinya dan hawa nafsunya.”

Bila ditelusuri secara nalar bahwa pusat dari segala kejahatan yang ada di dunia mulai pencurian, perampokan, pemerkosaan, penipuan, pembunuhan, penimbunan, saling caci maki dan lain-lainya adalah bersumber dari memperturuti hawa nafsu. Maka dari itulah hal yang terbesar dalam menjalani hidup ini adalah jihad melawan hawa nafsu diri sendiri.

4. Apa yang paling berat?


Pada pertanyaan berikutna imam Ghazali bertanya tentang apa yang paling berat. Para murid menjawab bahwa yang paling berat adalah besi, batu dan gajah. Imam Ghazali mengatakan bahwa yang paling berat adalah amanah. Hal ini dapat di analisa dari penolakan segala bentuk penawaran yang Allah berikan kepada gunung, bumi dan langit untuk memegang amanah, tetapi akhirnya mereka semua menolak.

Penjelasan ini terdapat dalam Al Qur’an surah Al Ahzab ayat 72,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Artinya : “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh.”

5. Apa yang paling ringan?


Pada pertanyaan kelima imam Ghazali bertanya tentang hal yang paling ringan. Para murid menjawab bahwa yang paling ringan adalah angin, debu, kapas dan daun. Imam Ghazali membenarkan jawaban mereka, seraya melanjutkan bahwa yang paling benar dalam hal paling ringan adalah meninggalkan sholat.

Di zaman ini –tanpa bermaksud berburuk sangka- sudah banyak seseorang yang lebih memilih melanjutkan pekerjaan serta aktifitas lainnya dari pada berhenti sejenak untuk melakukan sholat. Waktu sholat ditunda hingga kadang sampai waktunya lewat tanpa disadari.

Terkait kebiasaan ini telah tergambar dalam penjelasan ayat Al Qur’an pada surat Maryam ayat 59.

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Artinya : “Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.”

6. Apa yang paling tajam?


Pertanyaan terakhir imam Ghazali kepada murid-muridnya adalah tentang apakah yang paling tajam di dunia. mereka kemudian menjawab bahwa yang paling tajam ialah pedang. Imam Ghazali membenarkan jawaban mereka kemudian menjelaskan bahwa yang paling tajam adalah lisan. Karena dengan lisan itu manusia akan mudah menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya.

Begitulah penjelasan khutbah Jum’at yang bisa penulis rangkum pada penjelasan khutbah jum’at hari ini sebagai pengingat dan motifasi untuk diri sendiri khususnya dan semoga bisa merambah pada kemanfatan untuk orang lain secara umum.

Posting Komentar untuk "6 (Enam) Nasehat Imam Al Ghazali"