Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Al Mawaidz Imam Ghazali I Nasehat 3


Al Mawaidz Imam Ghazali I Nasehat 3



Oase Kehidupan. Hadis qudsi ke-3 yang dihimpun oleh Imam al Ghazali dalam kitab Al Mawaidz mengingatkan tentang pentingnya berlapang dada dengan apapun yang terjadi. Meninggalkan kedengkian supaya mendapatkan ketentraman dalam hidup
.
المَوعِظَةُ الثَّالِثَةُ
يَقُولُ الله تعالى : " يابن ادم ! اقْنُعْ تَسْتَغْنِ، وَاترُكِ الْحَسَدَ تَسْتَرِحْ، وَاجْتَنِبِ الْحَرَامَ تُخْلِصْ دِينَكَ، وَمَنْ تَرَكَ الْغَيْبَةَ ظَهَرَتْ لَهُ مَحَبَّتِي، وَمَنِ اعَتَزَلَ النَّاسَ سَلِمَ مِنْهُمْ, وَمَنْ قَلَّ كَلاَمُهُ كَمُلَ عَقْلُهُ، وَمَنْ رَضِيَ بِا لْقَلِيْلِ فَقَدْ وَثِقَ بِالله تعالى. يابن ادم ! اَنْتَ بِمَاتَعْلَمُ لَاتَعْمَلُ، فَكَيْفَ تَطْلُبُ عِلْمَ مَالَا تَعْلَمُ ؟ يابن ادم ! تَعْمَلُ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ لَاتَمُوتُ غَدَا، وَتَجْمَعُ المَالَ كَأَنَّكَ مُخَلَّدٌ أَبَدًا. يَادُنْيَا احرِمِي الحَرِيصَ عَلَيْكِ،وَابْتَغِي الزَّاهِدَ فِيكِ، وَكُونِي حُلْوَةً في عَيْنٍ النَاظِرِيْنَ ".
Allah berfirman : “Wahai manusia ! Terimalah anugerah yang Kuberikan dengan lapang dada, maka engkau tidak akan berharap pada pemberian orang lain. Tinggalkanlah rasa dengki, maka engkau akan terhindar dari kegelisahan hidup. Hindari perbuatan haram, maka engkau aman dari kerancuan dalam beragama. Barangsiapa mampu menjaga diri dari membicarakan kejelekan orang lain, maka kecintaan-Ku akan Kuanugerahkan kepadanya. Barangsiapa mengisolasikan diri dari kerumunan orang, maka ia akan terhindar dari pengaruh jeleknya. Barangsiapa mampu membatasi diri dari berbicara yang tidak ada gunanya, itu menandakan kematangan akalnya. Barangsiapa menerima dengan lapang dada atas pemberian Allah yang sedikit, maka ia penuh percaya pada Allah. Wahai manusia! Jika engkau tidak melaksanakan ilmu yang telah engkau ketahui, maka bagaimana mungkin engkau akan dapat mencari ilmu yang belum engkau ketahui. Wahai manusia ! Bekerjalah di dunia seakan engkau tidak akan mati esok. Kumpulkanlah harta seolah engkau akan hidup kekal di dunia. Wahai dunia ! Jangan kau beri orang yang memburu dirimu. Carilah orang yang menghindar darimu. Jadilah kamu laksana manisan bagi mata orang yang memandangmu.”

Cerita hikmah: Kebahagiaan yang menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari, memanggil taksi dan naik.
'Selamat pagi Pak,' katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu.
'Pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil.
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati ia melajukan taksinya.
Sesampainya ditempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar 20 ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.
'Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja Pak!' kata pemuda dengan senyum.
'Terima kasih.' jawab Pak sopir taksi dengan penuh syukur.
'Wah! aku bisa sarapan dulu nih.’ Pikir sopir taksi itu. Dan ia pun menuju kesebuah warung.
'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa, nasi sayur.Tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam' jawab Pak sopir dengan tersenyum.
Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok!' begitu katanya.
Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar.
Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini. Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.
Begitulah cerita bisa berlanjut, bergulir seperti bola salju. Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu, begitu juga keluarga si mbok, teman-teman si anak, keluarga mereka, Semua tertular kebahagiaan.
Kebahagiaan, seperta juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar kita. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan.
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini? Bisa menerima itu adalah berkah. Tapi bisa memberi adalah anugerah. Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat orang lain bahagia dengan keberadaan kita. Mari selalu berbagi, semoga ada arus membahagiakan yang terus berputar, dan jangan pernah dengki dengan kebahagiaan yang dimiliki orang lain, apalagi berusaha menghilangkannya.


Sebelumnya I Nasehat 2    ----------------------     Selanjutnya I Nasehat 4

Posting Komentar untuk "Al Mawaidz Imam Ghazali I Nasehat 3"