Nilai-Nilai Kebaikan. Sekolah Tempat Belajar

Nilai-Nilai Kebaikan. Sekolah Tempat Belajar

Oleh : Wafid Jailani, Santri Bawean

Hosen, Rahman dan Yusuf melangkah masuk di gerbang sekolah SDN Patastu dengan semangat menuntut ilmu. "Mencari ilmu menjadi keharusan bagi setiap orang islam" guman Hosen dalam hati mengingat-ingat nasehat Ustadz Sholeh guru ngaji dilanggar Al Amin,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Rahman memegang bahu Hosen yang dilihat sedang melamun, "Yusuf, engkau kenapa? Seperti sedang melamun". "Ah tidak, saya teringat nasehat guru ngaji kita tentang kewajiban menuntut ilmu itu loh" jawab Hosen. Kemudian Yusuf menimpali, "Betul, Ustadz Sholeh juga sering menyampaikan bahwa mencari ilmu itu tidak ada batasan umur, Baginda Nabi Bersabda,

 اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

Perbincangan 3 kawan itu terus berlanjut hingga mereka sampai di pintu kelas. Ketiganya menuju meja masing-masing, menyimpan tas dan persiapan untuk belajar sebab 5 menit lagi bel masuk jam pertama akan berbunyi. Mereka bertiga setiap hari sebelum pelajaran di mulai selalu berdoa meminta kecerdasan dan kepahaman terhadap pelajaran yang diberikan oleh gurunya, ketiganya berdoa dengan lirih,

فَفَهَّمْنَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُدَ الجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِيْنَ. يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ، يَا رَبَّ مُوْسَى وَهَارُوْنَ وَرَبَّ إِبْرَاهِيْمَ، وَيَا رَبَّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ اللَّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الفَهْمَ وَالعِلْمَ وَالحِكْمَةَ وَالعَقْلَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Pelajaran hari ini di jam pertama adalah mata pelajaran PAI oleh Bapak Masykur sebagai guru pemegang mapel. Bapak Masykur merupakan guru tua di sekolah ini, beliau sudah mengajar mulai sekolah ini didirikan, seorang yang ikhlas menularkan ilmu serta membimbing murid untuk mengenali nilai-nilai agama.

"Assalamualaikum" ucap Bapak Masykur saat memasuki kelas 4. Secara serempak semua siswa menjawab salam tersebut, "Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh". "Baiklah anak-anak, mari mulai pelajaran kita hari ini dengan membaca do'a bersama,

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ، وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله، وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم، وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ، اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

Bapak Masykur menjelaskan tentang nilai kebangsaan, menghormati leluhur bangsa serta meneruskan perjuangan pahlawan dengan cara merawat dan mejaga kebersamaan dalam keberagaman. "Anak-anak, kita harus ingat bahwa kita mempunyai seorang kiyai yang sangat alim namanya Khadratussyekh Hasyim Asy'ari, beliaulah yang mengeluarkan jargon حب الوطن من الايمان artinya Cinta Tanah Air bagian dari iman." Ucap Bapak Masykur menjelaskan.

 

Opini :

Dari hal di atas banyak sekali nilai kebaikan yang tersirat,

1. Hosen, Rahman dan Yusuf setiap hari berangkat ke sekolah dengan niat mencari ilmu sesuai dengan anjuran Rasulullas saw.

2. Bapak Masykur mengabdi pada agama dan negara sebagai penyampai ilmu dan adab dengan cara menjadi guru

3. Sekolah tempat mereka mengkaji ilmu dibangun oleh banyak orang yang menjadi amal jariyah bagi mereka.