10 Binatang Penghuni Surga Yang Disebut Dalam Al Qur'an
Al Qur'an menyebutkan tentang binatang - binatang yang ditakdir oleh Allah SWT menemani hamba-hambanya yang Sholeh dan juga para Nabi, sehingga dengan sebab dimasukkannya binatang itu ke dalam surga.
10 Binatang tersebut ialah :
1. Sapi Dalam Kisah Nabi Musa
Kisah Nabi Musa dan Al-Baqarah (Sapi Betina). Ini
merupakan kisah yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surah nomor dua
kitabullah Al-Qur’an.
Disebutkan bahwa, padazaman Bani Israil, hiduplah seorang
fulan (laki-laki) yang sangat termahsyur. Dia memiliki banyak harta namun tidak
memiliki ahli waris. Suatu ketika, sang fulan tersebut ditemukan mati dibunuh
di depan salah satu rumah warga. Yang menemukan jasadnya tidak lain adalah
kerabatnya sendiri. Muncul pertanyaan dari penduduk Bani Israil. Kenapa sang
fulan meninggal, dan siapa yang membunuhnya.
Lama kemudian, mereka pun mendatangi Nabi Musa, untuk
meminta petunjuk. Nabi Musa pun berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah SWT.
Hal ini dijelaskan dalam QS, Al-Baqarah ayat 67 :
وَإِذْ
قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا بَقَرَةً ۖ
قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ
قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi
betina.” Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” (QS.
Al-Baqarah: 67)
Namun karena itu merupakan jawaban dari Nabi Musa atas
perintah Allah, maka Bani Israil pun mulai mencari sapi dan menyembelihnya.
Mereka menyembelih cukup banyak sapi namun tidak ada yang terjadi. Mereka pun
bertanya kepada kembali kepada Nabi Musa.
“Seperti apa ciri-ciri sapi tersebut?”
Nabi Musa menjelaskan ciri-ciri sapi tersebut dengan
tidak tua dan tidak muda, kulitnya kuning tua dan sangat bersih, sapi itu tidak
pernah digunakan untuk membajak sawah. Mendengar itu, Bani Israil semakin
kebingungan karena sekarang mereka sadar mereka akan lebih sulit mencarinya
(dimana sebelum dijelaskan, mereka seharusnya bisa menyembelih sapi apa saja)
Lama sekali hingga pada akhirnya mereka menemukan sapi
yang dimaksud. Sapi sempurna itu dibeli dari seorang yatim belia dengan harga
yang cukup mahal. Sapi itu sangatterawat dan tidak pernah digunakan untuk
membajak sawah karena itu merupakanwasiat sang ayah. Setelah mendapatkannya,
Bani Israil pun membawa sapi itu kehadapan Nabi Musa.
Oleh Nabi Musa, sapi itu disembelih dan sebagian dagingnya beliau pukulkan kepada jenazah fulan yang meninggal. Atas seizin Allah, jenazah itu bangkit dari kematiannya. Nabi Musa pun bertanya. “Siapa yang membunuhmu?” Sang fulan menjawab, yang membunuhnya adalah kerabatnya sendiri.
2. Unta Betina Dalam Kisah Nabi Sholeh
Yang kedua adalah kisah Unta betina dan Nabi Shaleh. Yang
mana diceritakan bahwa dahulu kala Nabi Shaleh diutus Allah untuk menyeru ke
kaum bernama Tsamud. Kaum yang ingkar dan menyembah berhala (berhala berbentuk
batu besar). Suatu ketika Nabi Shaleh mendatangi gunung tempat kaum Tsamud
menyembah berhala dan berseru kepada mereka.
“Wahai Kaumku! Sembahlah Allah, karena tidak ada Tuhan
selain dia”,
Namun sayangnya kaum Tsamud malah menganggap Nabi Shaleh
sebagai orang gila. Salah satu dari mereka bahkan berujar,
“Jika kau memang rasul utusan Allah, bisakah kau
mengeluarkan seekor unta betina dari batu ini?”
Nabi Shaleh pun berdoa kepada Allah untuk memohon
mukjizat. Hingga pada akhirnya, esok harinya, batu tersebut terbelah sehingga
muncul seekor unta betina yang hamil. Unta betina yang menawan itu pun akhirnya
menjadi simbol kasih sayang kaum tersebut.
Meskipun begitu, masih ada beberapa orang yang ingkar
bahkan dengan sengaja membunuh unta betina beserta anaknya.
Nabi Shaleh yang mengetahui bahwa unta tersebut mati
dibunuh pun berdoa kembali kepada Allah. Nabi Shaleh memberikan waktu 3 hari
agar orang-orang tersebut mau bertobat, namun alih-alih bertobat mereka malah
mengancam ingin membunuh Nabi Shaleh.
Maka dari itu Allah memberikan Azab berupa hujan batu
besar kepada mereka.
3. Anak Sapi Yang Dihidangkan Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim adalah seorang Rasul Allah yang dikaruniai
gelar Ulul ’Azmi (Yang paling sabar). Beliau tinggal bersama istri pertamanya
yang bernama Sarah. Kala itu diceritakan bahwa istri Nabi Ibrahim tidak bisa
memiliki keturunan (mandul).
Kisah ini diawali oleh Nabi Ibrahim (yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an) didatangi tiga orang tamu (musyafir) di kediamannya. Nabi
Ibrahim sama sekali tidak mengenal ketiga orang tersebut. Meskipun begitu,
untuk tetap memuliakan tamunya, Nabi Ibrahim menghidangkan anak sapi panggang
kepada mereka.
Namun sayangnya, ketiga tamu tersebut tidak menyentuh
makanan itu sama sekali. Kisah ini dijelaskan dalam surat Adz-Dzaariyat ayat
27-28 yang berbunyi:
فَقَرَّبَهُ
إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖقَالُوا
لَا تَخَفْ ۖوَبَشَّرُوهُ
بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
“lalu dihidangkannya kepada mereka (tapi mereka tidak mau
makan). Ibrahim berkata, ‘Mengapa tidak kamu makan?’ Maka dia (Ibrahim) merasa
takut terhadap mereka. Mereka berkata: ‘Janganlah kamu takut,’ dan mereka
memberi kabar gembira kepadanya dengak (kelahiran) seorang anak yang alim
(Ishaq),” (Adz-Dzariyat:
27-28)
Mereka datang hanya untuk membawa kabar gembira kepada Nabi Ibrahim dan istrinya perihal kelahiran Ishaq. Dikatakan juga bahwa ketiga musyafir tersebut merupakan jelmaan malaikat.
4. Kambing Yang Menggantikan Nabi Ismail
Kisah hewan yang diberi jaminan masuk surga ini merupakan
kisah yang sering kita dengar di bangku sekolah dasar, dimana Nabi Ibrahim
diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, Ismail.
Diperlihatkannya lewat mimpi bahwa dia akan menyembelih Ismail kala dia sudah
berusia tujuh tahun keatas (usia sa’ya) dimana anak tersebut dihitung sudah
mampu bekerja.
Namun karena Ismail merupakan anak yang taat dan
berbakti, atas keihlasan menaati perintah Allah, Ismail pun rela disembelih
oleh ayahnya sendiri.
Karena keikhlasannya yang luar biasa, dengan seizin
Allah, Ismail yang akan disembelih itu berubah menjadi kambing yang gemuk, dan
atas seizin Allah pula, malaikat menyelamatkan Ismail dari penyembelihan
tersebut.
Peristiwa ini menupakan dasar syariat dari sembelih qurban dikala hari raya Idul Adha. Atas kejadian itu, kambing yang menggantikan Nabi Ismail dijanjikan masuk Surga.
5. Keledai Nabi Uzair
Nabi Uzair merupakan Nabiyullah yang hidup di zaman Nabi
Isa. Dalam kisahnya diceritakan bahwa Nabi Uzair kala itu tengah melakukan
perjalanan mengendarai keledainya. Berhenti di sebuah desa yang hancur karena
peperangan, Nabi Uzair membantin dalam hati.
”Bagaimana Allah menghidupkan orang-orang yang tubuhnya
hancur ini pasca kematian?”
Karena kelelahan setelah perjalanan jauh, Nabi Uzair pun
beristirahat di desa yang sudah tidak berbentuk itu. Dibawah sebuah pohon yang
rindang, Nabi Uzair terlelap.
Karena Allah menghendaki tidur Nabi Uzair menjadi sangat
panjang, Nabi Uzair pun bablas tertidur selama 100 tahun. Bahkan tubuhnya
hancur menjadi tanah dan dilupakan. Setelah 100 tahun tersebut, maka Allah
menghidupkan kembali Nabi Uzair dengan tubuhnya yang semula. Hal ini
diceritakan dalam QS, Al- Baqarah ayat
259 :
أَوْ
كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ
يُحْىِۦ
هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ
فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِا۟ئَةَ
عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُۥ
ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ
ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا
أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ
قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِا۟ئَةَ
عَامٍ فَٱنظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ
وَٱنظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ ءَايَةً لِّلنَّاسِ ۖ
وَٱنظُرْ إِلَى ٱلْعِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ
فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ
قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Berapa lama kamu tinggal di sini ?” Beliau menjawab: “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang), Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia, dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) beliau pun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 259).
6. Ikan Paus Yang Menelan Nabi Yunus
Kisah hewan yang diberi jaminan masuk surga ini dimulai
ketika Nabi Yunus diperintahkan oleh Allah untuk mendatangi kaum bernama
Ninawa. Nabi Yunus menyerukan ajaran Allah kepada kaum tersebut, namun
sayangnya tidak digubris karena Nabi Yunus dianggap sebagai orang luar dan
bukan bagian dari kaum tersebut. Nabi Yunus terus meyakinkan kaum Ninawa untuk
menyembah Allah, namun kaum tersebut sangat keras kepala dan tetap berpegang
teguh dengan menyembah berhala. Merasa yakin tidak bisa mengubah kaum tersebut,
Nabi Yunus pun berniat pergi meninggalkan kaum Ninawa.
Kala kepergiaan NabiYunus dari kaum tersebut, Nabi Yunus
berpesan untuk yang terakhir kalinya “Wahai kaum Ninawa, segeralah bertobat
danmenyembah Allah, sesungguhnya Allah akan menurunkan azab yang sangat
pedihapabila kalian masih menyembah apa yang kalian sembah.”
Saat Nabi Yunus sudahpergi dari kaum Ninawa, kaum
tersebut menjadi gelisah karena tiba-tiba cuaca berubah, gemuruh dan suara
angin mendatangi kaum tersebut. Seakan pertanda badai dahsyat akan datang.
Karena takut, Kaum tersebut pun mengucapkan taubatdan memohon pengampunan
kepada Allah SWT. Mereka terus berdoa sampai tanda-tanda badai itu pun
meninggalkan kaum tersebut. Menyadari kesalahan apa yang mereka lakukan kepada
Nabi Yunus, mereka pun berniat mencarinya, namunsayang, Nabi Yunus sudah pergi
jauh dari kaum tersebut.
Sepeninggalnya darikaum Ninawa, Nabi Yunus mengembara
dengan tidak menentu. Nabi Yunus merasa bersalah dan berdosa karena tidak bisa
meyakinkan kaum Ninawa. Dalam perjalanannya, dia menaiki kapal yang berniat
menyebrangi laut. Sayangnya, kapal itu terhantam badai dahsyat. Atas alasan
beban kapal terlalu berat, para penumpang pun sepakat mengurangi bebaan dengan
cara membuang satu persatu dari mereka ke laut.
Kegiatan itu dilakukan dengan cara undian, yang mana
diundian ketiga, Nabi Yunus lah yang mendapat giliran dan harus dibuang ke
laut. Mengetahui ini adalah kehendak Allah, Nabi Yunus pun menjatuhkan diri ke
laut. Allah memerintahkan kepada ikan paus (Nun) untuk menelan Nabi Yunus. Dia
berada di perut ikan paus hingga terhitung 40 hari. Dalam hitungan tersebut,
tidak ada hal yang dia lakukan selain meminta ampunan dan bertasbih kepada
Allah SWT.
Allah yang mendengar doa Nabi Yunus pun memerintahkan
ikan paus untuk mendamparkan Nabi Yunus ke pantai. Allah juga memerintahkan
Nabi Yunus untuk kembali ke kaum Ninawa. Saat Nabi Yunus kembali ke kaum
tersebut. Dia terkejut, karena kaum Ninawa berubah menjadi kaum yang beriman
kepada Allah SWT.
7. Semut Yang Dijumpai Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman diceritakan sebagai Nabi yang kaya raya.
Allah juga memberikan kecerdasan, sifat adil dan kebijasanaan yang luar biasa
kepada Nabi Sulaiman. Sehingga membuat Nabi Sulaiman menjadi sosok pemimpin
yang baik. Mukjizat luar biasa diberikan dari Allah kepada Nabi Sulaiman adalah
bahwa beliau mampu memahamiucapan binatang.
Alkisah Nabi Sulaiman tengah berpergian ke daerah bernama
Thaif. Dijelaskan bahwa Nabi Sulaiman kala itu juga membawa pasukan yang sangat
banyak. Di perjalanan, Nabi Sulaiman memasuki daerah lembah yang mana tempat
itu terdapat sarang semut yang sangat banyak. Melihat rombongan pasukan Nabi
Sulaiman yang banyak itu, para semut pun ketakutan. Takut terinjak, sang raja
semut pun bertitah kepada kawanannya.
“Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar
kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari.” (QS an-Naml: 18).
Karena mukjizat yang diterima Nabi Sulaiman, beliau pun dapat mendengar ucapan sang raja semut dan menghentikan seluruh pasukannya. Membiarkan semua semut itu lewat agar tidak terinjak sementara seluruh pasukan Nabi Sulaiman bertanya-tanya kenapa pemimpinnya menghentikan perjalanan.
8. Burung Hud-Hud Dalam Kisah Nabi Sulaiman Dan Ratu Balqis
Kisah hewan yang disebut dalam Al Qur'an ialah datang
dari Nabi Sulaiman adalah tentang usahanya untuk mengimankan Ratu Balqis. Ratu
dari kerajaan bernama Saba.
Suatu ketika, Nabi Sulaiman mendengar tentang kerajaan
mahsyur dari negeri seberang. Kerajaan yang dipimpin oleh ratu yang cantik,
sayangnya menyembah matahari. Mendengar itu pun Nabi Sulaiman mengirim burung
Hud-Hud untuk mengundang Ratu Balqis keistananya. Dalam hikayat disebutkan
bahwa ratu Balqis tertarik dengan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh pemimpin
yang arif dan bijaksana dan berniat menguasainya.
Atas undangan dari Nabi Sulaiman, maka sampailah ratu
Balqis ke kerajaan megah itu. Disana dia disambut dengan jamuan yang luar
biasa. Pengawal yang dibawa ratu Balqis untuk mengawalnya tidak sebanding
dengan pasukan dari Nabi Sulaiman, yang terdiri dari manusia, burung-burung dan
bangsa Jin. Dijelaskan dalam surat An-Naml ayat 17 :
وَحُشِرَ
لِسُلَيْمَٰنَ جُنُودُهُۥ
مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,
manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (QS,
An-Naml ayat 17)
Karena merasa takjub dan tidak sebanding dengan kuasa
Nabi Sulaiman, ratu Balqis pun beriman kepada Allah. Bahkan bukan hanya mengikuti
ajaran yang di ajarkan, Ratu Balqis pun menikah dengan Nabi Sulaiman.
9. Anjing Ashabul Kahfi
Kisah yang terakhir adalah kisah tentang pemuda Ashabul
Kahfi. Tujuh orang pemuda yang kabur dan mengasingkan diri di sebuah gua karena
dikejar oleh seorang raja yang jahat. Raja tersebut merupakan raja kafir yang
mememburu rakyatnya yang tidak patuh. Dia menyururuh rakyatnya untuk menyembah
selain Allah, atau mereka akan disiksa dan dibunuh.
Atas seizin Allah, para pemuda Ashabul Kahfi dan
anjingnya ditidurkan selama 300 tahun. Dalam tidurknya mereka melewati masa
kepemimpinan sang raja jahat dan bangun di tempat yang sama, namun dengan
pemimpin yang adil.
Anjing yang menemani mereka dipercaya sebagai
satu-satunya anjing yang masuk surga.
10. Unta Yang Ditunggangi Nabi Muhammad SAW Saat Hijrah
Qashwa. Itulah nama unta yang menjadi kesayangan
Rasulullah. Unta yang diberikan secara cuma-cuma oleh Abu Bakar As-Sidiqq,
namun ditolak Rasulullah dan lebih memilih membelinya.
Pasca menyebarkan ajaran islam di Makkah (namun mengalami
kendala dengan kaum kafir Quraisy yang mengusir Rasulullah dan para sahabat),
Rasulullah pun mengajak para sahabat untuk Hijrah ke Madinah. Dalam
perjalanannya, Rasulullah disambut dengan ramah tamah oleh rakyat Madinah.
Rasulullah menamai penduduk Madinah dengan nama Anshar, yaitu orang yang
membantu Rasulullah dalam kepindahannya dari Mekkah keMadinah.
Kala Rasulullah dan para Muhajirin (sahabat Rasulullah
yang ikut Hijrah) sampai ke Madinah, penduduk Madinah dengan suka rela
menawarkan rumahnya sebagai tempat singgah. Rasulullah yang kala itu membawa
Qashwa sebagai tungangganya menyatakan bahwa beliau akan memilih rumah yang
dipilih Qashwa sebagai tempat singgahnya.
Sembari menyusuri jalan kota Madinah, Qashwa menuntun
Rasulullah ke sebuah tempat sempit. Disana, Qashwa berlutut, Namun Rasulullah
tidak turun. Qashwa pun berjalan lagi, namun pada akhirnya unta kesayangan
Rasulullah itu kembali ke tempat semula dan berlutut lagi. Kali ini Qaswa
menempelkan dadanya di tanah. Mengetahui bahwa itu adalah tempat yang
dipilihkan Qashwa, Rasulullah pun mantap bahwa itu adalah tempat yang akan
menjadi persinggahannya.
Diketahui bahwa tempat kecil itu adalah milik Sahl dan Suhail. Dua anak yatim piatu yang mulanya ingin memberikan secara percuma tempat itu untuk Rasulullah namun ditolak. Hingga pada akhirnya, tempat itu dibeli oleh Rasulullah dengan harga yang disepakati.
Posting Komentar untuk "10 Binatang Penghuni Surga Yang Disebut Dalam Al Qur'an"