Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karomah Mbah Maksum Lasem Mengetahui Kapan Meninggalnya

Kyai Maksum biasa dikenal dengan panggilan Mbah Maksum adalah seorang kyai pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Lasem yang termasuk generasi pertama pendiri NU. Beliau merupakan salah seorang pendiri NU dan mempelopori berdirinya cabang-cabang NU di daerah-daerah. Mbah Maksum adalah putra H. Ahmad dan Ibu Qosimah lahir di desa Soditan Lasem pada 1870 dan wafat pada 20 Oktober 1972 dalam usia 102 tahun. Makam Mbah Maksum ada di samping Masjid Jami Lasem.

Dikisahkan pada bulan Syawal 1390 H. (1970 M.), KH. Baidlawi, Paman Mbah Maksum dari pihak istri sedang didera sakit. Mbah Maksum menjenguk kerumahnya di Lasem. Suasana diliputi keheningan

"Sampeyan jangan meninggal dahulu, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan. Kalau sampeyan meninggal, 2 tahun lagi saya akan menyusul", ucap Mbah Maksum datar, seakan tanpa ekspresi. Orang-orang yang mendengar ucapan Mbah Maksum saling pandang, akan tetapi mereka tidak begitu khawatir karena mungkin saja ucapan Mbak Maksum tersebut hanya sekedar canda yang tidak memiliki makna.

Tapi apa yang kemudian terjadi? Pada tahun 1970 itu KH. Baidhowi wafat. Dan benar, 2 tahun kemudian tepatnya 20 Oktober 1972, Mbah Maksum -kyai yang tidak pernah meninggalkan salat malam- itu wafat setelah sakit dan beberapa waktu dirawat di rumah sakit Kariadi Semarang.

Sebelum wafat Mbah Maksum sempat memanggil anak cucunya dan meninggalkan pesan. Pesannya itu antara lain meminta kepada anak cucunya agar selalu tolong menolong dengan sesama.

"Lanjutkan pesantren ini dengan ketekunan dan kesabaran dalam mendidik para santri, peliharalah kerukunan dan jauhilah perselisihan diantara sesama", itulah pesan Mbah Maksum.

Sama seperti ucapannya, 2 tahun setelah meninggalnya KH. Baidhowi, Mbah Maksum kemudian menyusul wafat pulang keharibaan-nya, Allah yang maha pengasih.

----------------------------------------------------------

Mbah Maksum dikenal sebagai seorang kyai yang tekun beribadah dan hidupnya diperuntukkan bagi perjuangan menegakkan agama Islam. Seseorang yang semasa hidupnya konon tidak pernah meninggalkan salat malam itu, karena jika meninggalkan salat malam berarti tertinggal untuk berkomunikasi dengan Allah -seakan telah mengetahui kapan dia akan berpulang ke Rahmatullah-. 

Pengetahuan gaib sebagaimana dimiliki Mbah Maksum itu merupakan karomah yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya yang terkasih. 


Kisah disadur dari Buku Karomah Para Kiai Halaman 202

Posting Komentar untuk "Karomah Mbah Maksum Lasem Mengetahui Kapan Meninggalnya"