Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Al Mawaidz Imam Ghazali I Nasehat 36

Implementasi Syukur dalam Kehidupan


Nasehat Imam Ghazali – Berikut hadist qudsi ke-36 yang dihimpun oleh Imam Al Ghazali dalam kitab Jam'ur Rasail.

اَلْمَوْعِظَةُ السَّادِسَةُ وَالثَّلَاثُوْنَ

قال الله تعالى: " يابن ادم! أَنَا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُوْنِي وَاْشُكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنَ. يابن ادم! مَنْ عَادَى لِيْ وَلِياًّ، فَقَدْ بَارَزَنِيْ بِاْلمُحَارَبَةِ. وَاشْتَدَّ غَضَبِيْ عَلَى مَنْ ظَلَمَ مَنْ لَيْسَ لَهُ نَاصِرٌ غَيْرِيْ؛ مَنْ رَضِيَ بِمَا قَسَمْتُ لَهُ، بَاركْتُ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا رَاغِمَةً وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيْدُهَا".

Artinya : Allah berfirman: Wahai anak Adam! Aku Allah tiada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan bersyukurlah padaKu serta jangan kau mengingkariKu. Wahai anak Adam! Siapa yang memusuhi kekasihKu, maka sungguh ia menyatakan perang dengan Aku, sangat keras siksaku bagi orang yang mendalimi seseorang yang tidak punya penolong selain Aku, siapa yang ridha dengan pemberianku padanya, Aku berkahkan rizkinya, Aku datngkan dunia padanya dengan gampang walaupun ia tidak menginginkannya”.

 

Cerita hikmah : Miskin Bermartabat

Seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahim bersama kerabat, mereka melewati Pasar Godean.

Ibu dan teman saya tergoda membeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap. Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp. 1000,- (tahun 2004) karena iba dan menganggap nenek tadi pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak.

Penjual ayam goreng yang kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp. 1.500,- per ikat. Meskipun ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.

Menerima uang Rp. 5.000,- si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata dia tidak punya uang kembalian

"Ambil saja uang kembaliannya,", kata ibu teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kembalian Rp. 500,-. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat.

Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mbol, ia masih terus berpikir, bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada orang yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi. 

Posting Komentar untuk "Al Mawaidz Imam Ghazali I Nasehat 36"