Kisah Surah Al Mulk Membela Pembacanya Dalam Kubur
Surah Al Mulk merupakan surah yang terdapat di awal juz 29, terdiri dari 30 ayat, sering terdengar oleh telinga disebabkan banyaknya orang-orang yang membaca dan mengamalkannya. Surat al Mulk juga termasuk surat yang agung dalam al Qur’an yang ada riwayat menyuruh kita untuk selalu membacanya, sebuah atsar juga menjelaskan bahwa surat al Mulk akan menjaga orang yang menghafalnya dari siksa kubur.
Kisah pembelaan surah Al Mulk terhadap orang-orang yang sering membaca dan mengamalkannya saat berada di dalam diantaranya terdapat dalam tafsir Ibnu Katsir saat menjelaskan tentang Surah Al Mulk. Penjelasan ringan dalam bentuk narasi ilmiyah sering disampaikan oleh KH. Bahauddin Nur Salim atau yang lebih populer dengan panggilan Gus Baha. Beliau menyampakan kajian ini dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan.
Tulisan ini merupakan cuplikan ceramah Gus Baha dalam vedio yang berbeda namun semakna dengan inti ceramah sebagaimana vedio di atas. Dakhir tulisan juga disertai dengan teks arab dari tafsir Ibnu Katsir untuk menyediakan literatur terhadap kelompok-kelompok yang mengutamakan pencarian dalil dari pada penyampaian lisan para ulama'.
Salah satunya yang ada dalam hadist mutawatir yaitu Surat Al-Mulk. Jadi, dijelaskan dalam sebuah hadist bahwa Malaikat Munkar Nakir kebingungan saat akan menyiksa orang yang dzalim dan orang tersebut ternyata hafal Surat Al-Mulk. Itulah sebabnya kenapa surat Al-Mulk menjadi sangat popular di masyarakat.
“Saya pernah cerita kenapa Surat Al-Mulk sangat popular, kisah ini terdapat dalam sebuah hadist dan bukan hanya sekedar cerita dari dunia wali saja. Bisa di lihat di kitab tafsir-tafsir tentang fadhilah surat Al-Mulk.” Kata Gus Baha.
Jadi ada orang yang pernah dzalim yang akan di siksa oleh para malaikat, tapi kemudian amalan Surat Al-Mulk yang ia miliki menjelma menjadi ‘nur’ dan mengatakan “Hai Munkar Nakir, kenapa kalian tidak menghargai aku, padahal aku ini Kalamullah”
Lalu di jawab oleh malaikat Munkar Nakir “Aku ini di tugaskan oleh Allah Swt untuk menyiksa orang ini karena ia dzalim”. Kemudian ‘Nur’ dari Surat Al-Mulk tersebut mengatakan “Masalahnya aku ini ada di dalam dadanya orang ini, kalau kamu menyiksa dia maka akan mengenai saya karena saya ada di dalam dadanya.”
“Makanya ini harus hafal karena ini yang menjadi syaratnya, sebenarnya saya janggal kalau ada yang membaca saja tapi tidak hafal itu sebenarnya termasuk atau tidak karena di dalam hadist jawaban Surat Al-Mulk itu adalah di dalam dadanya. Jadi kalau hanya sekedar pernah membaca ya repot. Tapi sepertinya syaratnya dalam konteks ini adalah harus hafal, ya semoga saja bukan menjadi syarat tapi ya masak iya bisa di nego.” canda gus Baha.
Akhirnya, malaikat Munkar-Nakir dan ‘Nur’ surat Al-Mulk saling membantah, sehingga membuat malaikat bingung. Karena ketika seseorang tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat maka hal tersebut tidak dapat di nego oleh apapun.
“Karena memang malaikat diciptakan tidak untuk berfikir, kalau Allah Swt memberikan akal kepada malaikat maka mereka tidak berani menyiksa orang cantik atau tampan, kan repot” begitu kata Gus Baha.
Terjadilah perdebatan yang cukup panjang, namun karena yang di debat ini adalah kalamullah sehingga malaikat tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam hadist menyebutkan bahwa,
“ Sesungguhnya Allah Swt tidak akan menyiksa hati yang hafal Al-Qur’an”
Sehingga, siapapun yang takut kepada Allah Swt serta memiliki hafalan Al-Qur’an di hatinya maka ia akan selamat dari siksaan Allah Swt. Selain itu apabila seseorang memiliki panutan seorang wali atau ulama maka ia juga akan ikut di masukkan ke syurga bersama dengan para ulama yang ia cintai dan di jadikan sebagai panutan tersebut.
ุณูุฑุฉ ุงูู ูู
ููู ู ููุฉ َูุงَู ุงْูุฅِู َุงู ُ ุฃَุญْู َุฏُ : ุญَุฏَّุซََูุง ุญَุฌَّุงุฌُ ุจُْู ู ُุญَู َّุฏٍ َูุงุจُْู ุฌَุนَْูุฑٍ َูุงَูุง: ุญَุฏَّุซََูุง ุดُุนْุจَุฉُ ุนَْู َูุชَุงุฏَุฉَ ุนَْู ุนَุจَّุงุณٍ ุงْูุฌُุดَู ِِّู ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุนَْู ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงَู: «ุฅَِّู ุณُูุฑَุฉً ِูู ุงُْููุฑْุขِู ุซََูุงุซَِูู ุขَูุฉً ุดََูุนَุชْ ِูุตَุงุญِุจَِูุง ุญَุชَّู ุบُِูุฑَ َُูู: ุชَุจุงุฑََู ุงَّูุฐِู ุจَِูุฏِِู ุงْูู ُُْูู»
َูุฑََูุงُู ุฃَُْูู ุงูุณَُِّูู ุงْูุฃَุฑْุจَุนَุฉِ ู ِْู ุญَุฏِูุซِ ุดُุนْุจَุฉَ ุจِِู، ََููุงَู ุงูุชِّุฑْู ِุฐُِّู: َูุฐَุง ุญَุฏِูุซٌ ุญَุณٌَู، ََููุฏْ ุฑََูู ุงْูุญَุงِูุธُ ุงุจُْู ุนَุณَุงِูุฑَ ِูู ุชَุงุฑِูุฎِِู ِูู ุชَุฑْุฌَู َุฉِ ุฃَุญْู َุฏَ ุจِْู َูุตْุฑِ ุจِْู ุฒَِูุงุฏٍ ุฃَุจِู ุนَุจْุฏِ ุงููู ุงููุฑุดู ุงูููุณุงุจูุฑู ุงูู ูุฑู ุงูุฒَّุงِูุฏِ ุงَِِْููููู، ุฃَุญَุฏِ ุงูุซَِّูุงุชِ ุงَّูุฐَِูู ุฑََูู ุนَُْููู ُ ุงูุจุฎุงุฑู ูู ุณูู ููู ِูู ุบَْูุฑِ ุงูุตَّุญِูุญَِْูู.
َูุฑََูู ุนَُْูู ุงูุชِّุฑْู ِุฐُِّู َูุงุจُْู ู َุงุฌَْู َูุงุจُْู ุฎُุฒَْูู َุฉَ َูุนََِْููู ุชََََّููู ِูู ู َุฐَْูุจِ ุฃَุจِู ุนُุจَْูุฏِ ุจِْู ุญَุฑْุจََِْููู َูุฎٌَْูู ุณَِูุงُูู ْ، ุณَุงَู ุจِุณََูุฏِِู ู ِْู ุญَุฏِูุซِِู ุนَْู ُูุฑَุงุชِ ุจِْู ุงูุณَّุงุฆِุจِ ุนَِู ุงูุฒُّْูุฑِِّู ุนَْู ุฃََูุณِ ุจِْู ู َุงٍِูู َูุงَู: َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ: «ุฅَِّู ุฑَุฌًُูุง ู ِู َّْู َูุงَู َูุจَُْููู ْ ู َุงุชَ ََْูููุณَ ู َุนَُู ุดَْูุกٌ ู ِْู ِูุชَุงุจِ ุงَِّููู ุฅَِّูุง ุชَุจَุงุฑََู، ََููู َّุง ُูุถِุนَ ِูู ุญُْูุฑَุชِِู ุฃَุชَุงُู ุงْูู ََُูู َูุซَุงุฑَุชِ ุงูุณُّูุฑَุฉُ ِูู َูุฌِِْูู، ََููุงَู ََููุง ุฅَِِّูู ู ِْู ِูุชَุงุจِ ุงَِّููู َูุฃََูุง ุฃَْูุฑَُู ู ُุณَุงุกَุชَِู، َูุฅِِّูู َูุง ุฃَู ُِْูู َِูู ََููุง َُูู ََููุง َِْูููุณِู ุถَุฑًّุง ََููุง َْููุนًุง، َูุฅِْู ุฃَุฑَุฏْุชِ َูุฐَุง ุจِِู َูุงْูุทَِِููู ุฅَِูู ุงูุฑَّุจِّ ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู َูุงุดَْูุนِู َُูู، َูุชَْูุทَُِูู ุฅَِูู ุงูุฑَّุจِّ َูุชَُُููู َูุง ุฑَุจِّ ุฅَِّู َُููุงًูุง ุนَู َุฏَ ุฅََِّูู ู ِْู ุจَِْูู ِูุชَุงุจَِู ูุชَุนََّูู َِูู َูุชََูุงِูู، ุฃََูุชُุญَุฑُُِّูู ุฃَْูุชَ ุจِุงَّููุงุฑِ َูุชُุนَุฐِّุจُُู َูุฃََูุง ِูู ุฌَِِْููู؟ َูุฅِْู ُْููุชَ َูุงุนًِูุง ุฐَุงَู ุจِِู َูุงู ْุญُِูู ู ِْู ِูุชَุงุจَِู ََُُููููู ุฃََูุง ุฃَุฑَุงِู ุบَุถِุจْุชِ، َูุชَُُููู َูุญَُّู ِูู ุฃَْู ุฃَุบْุถَุจَ ََُُููููู ุงุฐَْูุจِู ََููุฏْ ََููุจْุชُُู ูู ูุดูุนุชู ููู- ูุงู- ูุชุฌูุก ูุชุฒุฌุฑ ุงْูู ََُูู، ََููุฎْุฑُุฌُ َูุงุณَِู ุงْูุจَุงِู َูู ْ َูุญَْู ู ُِْูู ุจِุดَْูุกٍ- َูุงَู- َูุชَุฌِูุกُ َูุชَุถَุนُ َูุงَูุง ุนََูู ِِููู ูุชููู ู ุฑุญุจุง ุจูุฐุง ุงููู ูุฑุจู ุง ุชูุงูู، ู ุฑุญุจุง ุจَِูุฐَุง ุงูุตَّุฏْุฑِ َูุฑُุจَّู َุง َูุนَุงِูู، َูู َุฑْุญَุจًุง ุจَِูุงุชَِْูู ุงَْููุฏَู َِْูู َูุฑُุจَّู َุง َูุงู َุชَุง ุจِู، َูุชُุคِْูุณُُู ِูู َูุจْุฑِِู ู َุฎَุงَูุฉَ ุงَْููุญْุดَุฉِ ุนََِْููู» َูุงَู:
ََููู َّุง ุญَุฏَّุซَ ุจَِูุฐَุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูู ْ َูุจَْู ุตَุบِูุฑٌ ََููุง َูุจِูุฑٌ ََููุง ุญُุฑٌّ ََููุง ุนَุจْุฏٌ ุฅَِّูุง ุชَุนََّูู ََูุง َูุณَู َّุงَูุง ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนููู ูุณّูู ุงูู ูุฌูุฉ.
Posting Komentar untuk "Kisah Surah Al Mulk Membela Pembacanya Dalam Kubur "