Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lafadz متَى Dan Penjelasannya Dalam Nahwu



Hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami gramatika arab ialah penguasaan ilmu nahwu dan shorrof, kajian keduanya merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, sebagaimana pepatah mengungkapkan bahwa Shorrof ialah ibunya ilmu dan nahwu bapaknya.

Pembahasan nahwu dan shorrof seakan tidak ada habisnya. Walaupun merupakan kajian yang statis tidak akan mengalami perubahan sesuai keadaan zaman, namun banyak penjelasan yang harus dikenal lebih mendalam secara rinci. Diantara penjelasan tersebut ialah terdapat dalam lafadz متَى, lafadz متَى tersebut termasuk kalimat apa dalam nahwu? Isim, Fi'il, ataukah Huruf? Selanjutnya masuk kategori mu'rab atau mabni?.

Lafadz متَى Kalimat Isim Yang Mabni

Dalam bait Alfiyah yang ke 16 disebutkan sebagai berikut,

كَالْشَّبَهِ الْوَضْعِيِّ فِي اسْمَيْ جِئْتَنَا ¤ وَالْمَعْـنَـــوِيِّ فِي مَتَى وَفِي هُـــــــنَا
Artinya: Seperti keserupaan bangsa “Wadh’i” di dalam dua isimnya lafadz جئتنا. Dan keserupaan bangsa “Ma’nawi” dalam contoh متى dan هنا

Dari bait di atas dapat diketahui bahwa lafadz متَى merupakan kalimat isim yang mabni, faktor kemabnian lafadz متَى ialah disebabkan adanya keserupaan ma'nawi dengan kalimat huruf. Penjelasan ini sebagaimana diterangkan dalam Syarah ibnu Aqil sebagai berikut,

والثاني شبه الاسم له في المعنى وهو قسمان أحدهما ما أشبه حرفا موجودا والثاني ما أشبه حرفا غير موجود فمثال الأول متى فإنها مبنية لشبهها الحرف في المعنى فإنها تستعمل للاستفهام نحو تقوم وللشرط نحو متى تقم أقم وفي الحالتين هي مشبهة لحرف موجود لأنها في الاستفهام كالهمزة وفي الشرط كإن ومثال الثاني هنا فإنها مبنية لشبهها حرفا كان ينبغي أن يوضع فلم يوضع
وذلك لأن الإشارة معنى من المعاني فحقها أن يوضع لها حرف يدل عليها كما وضعوا للنفى ما وللنهي لا وللتمني ليت وللترجي لعل ونحو ذلك فبنيت أسماء الإشارة لشبهها في المعنى حرفا مقدرا

Artinya: Yang kedua keserupaan isim terhadap harf dalam makna, keserupaan ini terbagi atas dua bagian, yang pertama menyerupai harf yang ada wujudnya, yang kedua menyerupai harf yang tidak ada wujudnya. Adapun contoh yang pertama adalah lafad mataa , dia mabni karena menyerupai harf dalam maknanya, karena mataa itu digunakan untuk istifham (kata Tanya) , contoh mataa taquumu (kapan anda berdiri), dan digunakan untuk syarat , contoh mataa taqum aqum (apabila anda berdiri maka saya pun berdiri), dalam dua keadaan diatas keserupaannya terhadap harf yang ada wujudnya, karena dia itu waktu istifham serupa dengan hamzah dan waktu jadi syarat serupa dengan in. adapun contoh yang kedua adalah lafad hunaa , dia menyerupai hurf yang harusnya ada bentuknya tapi kenyataannya tidak ada. Hal itu karena isim isyarat itu adalah punya makna yang seharusnya bisa diletakan huruf yang menunjukan maknanya. Sebagaimana mereka meletakan lafad maa untuk makna nafi, dan meletakan lafad laa untuk nahi,dan laita untuk makna tamanni, lafad la’alla untuk makna tarojji dan yang semisalnya. Maka isim isyarat itu dimabnikan karena menyerupai dalam makna terhadap harf yang dikira-kirakan.

Macam - Macam Penggunaan Lafadz متَى

Penggunaan lafadz متَى dalam struktur penyusunan kalimat ada 2 keadaan, yaitu Istifhamiyah dan Syarthiyah.

متَى Istifhamiyah ialah isim istifham yang dijadikan pertanyaan dari kejadian dimasa lalu dan masa akan datang. Lafadz متَى dimabnikan sukun di dalam mahal nashob sebagai dhorof zaman. Apabila terelatak sebelum isim dan fi'il yang taam / sempurna, maka lafadz متَى ada keterkaitan dengan khabar yang dikira-kirakan. Namun, bisa juga ada keterkaitan dengan fi'il naqis. Contoh, متى ذهبت؟ متى تذهب؟ ومتى كان زيدا ذاهبا؟ ومتى تكن صائما؟ Lafadz متَى dalam beberapa contoh tersebut merupakan istifham yang bermakna dhorof zaman, mabni sukun di dalam mahal nashob sebab berkedudukan sebagai maf'ul bih. 
وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (يس : 48)
مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (البقرة : 214)

متَى Syarthiyah ialah isi syarat yang jazim, menjazmkan dua fi'il mudhare'. Seperti contoh : متَى تجلس أجلس, dalam contoh tersebut متَى merupakan isim syarat yang jazim, lafadz تجلس merupakan fi'il mudhare' yang dijazemkan sebab sebagai fi'il syarat, dan lafadz أجلس dibaca jazm juga sebab sebagai jawabnya syarat.

Posting Komentar untuk "Lafadz متَى Dan Penjelasannya Dalam Nahwu"