Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Prediksi Terjadinya Malam Lailatul Qadar Tahun 2022 Menurut Pendapat Ulama' Salaf

Pengertian Lailatul Qadar

Lailatul Qadar - Dalam kajian al-Qur'an dan al-Sunnah, dijelaskan bahwa di dalam bulan mulia Ramadhan ini ada satu malam lebih utama dari pada seribu bulan. Malam yang dinanti tersebut ialah malam Lailatul Qadar. Apabila seorang muslim melakukan berbagai kebaikan di saat itu, maka pahalanya lebih utama dari pada melakukan kebaikan selama seribu bulan atau kurang lebih 83 tahun lamanya. Padahal umur manusia pada umumnya berkisar 63 tahun.

Malam yang dinanti dan lebih utama dari pada seribu bulan itu ialah malam yang penuh dengan keberkahan, malam yang penuh kemuliaan, serta mempunyai keistimewaan. Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata "al-Qadar" dengan kata "takdir". Ia berpendapat demikian, karena Allah swt, pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka.

Kata "al-Qadar" diartikan juga "al-Syarf" yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Maksudnya Allah SWT, telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya pada malam Qadar itu dan memuliakannyadengan risalah dan membangkitkannya menjadi Rasul terakhir. Mengenai hal ini diisyaratkan dalam surat al-Qadar. Bahwa malam itu adalah malam yang mulia, malam diturunjannya al-qur'am sebagai kitab suci yang terakhir. Surat al-Qadar itu lengkapnya sebagai berikut:

اِنَّا اَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا اَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya : Sesungguhnya aku telah menurunkan al-qur'an pada malam lailatul qadar, tahukah kamu "apa itu lailatul qadar?", lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (malaikat jibril) dengan idzin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar'. (QS. Al-Baqarah,97: 1-5)

Dari ayat tersebut, maka jelaslah lailatul qadar adalah malam yang memiliki keistimewaannya sediri disbanding dengan malam-malam yang selainnya. Dan apabila malam itu digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala berlibat ganda satu berbanding seribu amal kebajikan (ibadah) yang dilakukan di selain malam lailatul qadar. Sedangkan keagungan dan keistimewaan malam Qadar pada dasarnya terletak dalam dua kemuliaan, yaitu turunnya al-qur'an dan turunnya para malaikat dalam jumlah yang besar, termasuk di dalamnya malaikat Jibril. Para malaikat turun di malam itu dengan cahaya yang cemerlang penuh kedamaian dan kesejahteraan.

Kedatangan mereka adalah untuk menyampaikam ucapan selamat kepada orang yang yang melaksanakan puasa Ramadhan dan melaksanakan ibadah lainnya. Kemuliaan turunnya al-qur'an, merupakan hari yang agung dan bersejarah, turunnya kitab suci itu merupakan titik awal dimulainya suatu kehidupan "Dunia Baru" yang terlepas dari kesesatan dan kedzaliman, menuju kebenaran yang hakiki.

Makna Lailatul Qadar

Muhammad Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1999) bahwa fenomena alam adanya Lailatu Qadar harus diimani oleh setiap muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dukhan: 3).

Pengertian dan Prediksi Terjadinya Malam Lailatul Qadar Tahun 2020 Menurut Pendapat Ulama' Salaf

Ditegaskan dalam Al-Qur’an, malam tersebut adalah malam mulia, tidak mudah diketahui betapa besar kemuliaannya. Ini diisyaratkan oleh adanya “pertanyaan” dalam bentuk pengagungan, yaitu “Wa ma adraka ma laylatul qadar.”

Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Quraish Shihab memberikan sejumlah keterangan terkait arti kata qadar. Mufassir kenamaan tersebut memaparkan tiga arti pada kata qadar tersebut.

Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada Surat Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idzqalu ma anzalallahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).

Ketiga, qadar berati sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: Pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya [bagi yang dikehendakinya]).

Hal penting yang harus diperhatikan yaitu seseorang jangan hanya pasif menunggu malam Lailatul Qadar tiba, tetapi keistimewaan malam tersebut harus direngkuh secara aktif dengan sejumlah ibadah dan amal kebaikan. Dengan demikian, untuk bertemu malam Lailatul Qadar, seseorang sesungguhnya bisa mempersiapkan diri sedari awal Ramadhan tiba. Ini menunjukkan bahwa kebaikan harus bersifat kontinu atau terus-menerus sebagaimana kemulian yang ditunjukkan pada malam lailatul qadar dan dampaknya terhadap kehidupan di masa-masa yang akan datang.

Poin penting yang harus diperhatikan terkait malam Lailatul Qadar ialah selain bertemu malam lailatul qadar, manusia juga mendapatkannya. Kata ‘mendapatkan’ mempunyai konsekuensi bahwa seseorang harus melakukan ibadah dan amal kebaikan sehingga mendapatkan kemuliaan malam tersebut.

Predeksi Lailatul Qadar dalam kitab I'anatut Thalibin

Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya menjelaskan dalam kitab I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar dapat dilihat dari hari mulai berpuasa ditahun itu sebagimana penjelasan berikut :

قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة

Artinya :
Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23

Pendapat diatas juga disampaikan oleh Syekh Abul Hasan As-Syadzili dengan perkataannya : “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut." Kaidah ini sesuai dengan keterangan dalam Hasyiah al-Jamal, hal. 480:

كما اختاره الغزالي وغيره وقالوا إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو يوم الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين.

Predeksi Lailatul Qadar dalam kitab Hasyiah al-Bajury

Syekh Ibrahim Al Bajuri dalam kitab Hasyiah al-Bajury -penjelasan dari kitab Fathul Qarib -dalam juz pertama halaman 304, mencantumkan kaidah lain:

وإناجميعا إن نصم يوم جمعة # ففى تاسع العشرين خذ ليلة القدر
وإن كان يوم السبت أول صومنا # فحادي وعشرين إعتمده بلاعذر
وإن هلّ يوم الصوم فى أحد # ففى سابع العشرين مارمت فاستقر
وإن هلّ بالإثنين فاعلم بأنّه # يوافيك نيل الوصل فى تاسع العشرى
ويوم الثلاثاإن بدا الشهرفاعتمد # على خامس العشرين تحظ بها القدر
وفى الأربعاء إن هلّ يامن يرومها # فدونك فاطلب وصلها سابع العشي
ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد # توافيك بعد العشر فى ليلة الوتر

Artinya :
Jika awal puasanya Jumat maka pada malam ke-29;
jika Sabtu maka pada malam ke-21;
jika Ahad maka pada malam ke-27;
jika pada Senin maka pada malam ke-29;
jika Selasa maka pada malam ke-25;
jika Rabu maka pada malam ke-27;
jika Kamis maka pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.

Berdasarkan kedua metode di atas tentang predeksi terjadinya malam Lailatul Qadar bahwa permulaan Ramadhan 2022 M. / 1443 H. pada hari Jum'at, dalam artian Lailatul Qadar tahun ini insya Allah terjadi pada tanggal 29 Ramadhan.

Amalan di Malam Lailatul Qadar

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan di malam lailatul qadar.

روينا بالأسانيد الصحيحة في كتب الترمذي والنسائي وابن ماجه وغيرها عن عائشة رضي الله عنها قالتْ: قلتُ: يارسول اللَّه إن علمتُ ليلة القدر ما أقول فيها؟ قال: " قُولي: اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فاعْفُ عَنِّي قال أصحابَنا رحمهم الله: يُستحبّ أن يُكثِر فيها من هذا الدعاء، ويُستحبّ قراءةُ القرآن وسائر الأذكار والدعوات المستحبة في المواطن الشريفة.....قال الشافعي رحمه الله: أستحبّ أن يكون اجتهادُه في يومها كاجتهاده في ليلتها، هذا نصّه، ويستحبّ أن يُكثرَ فيها من الدعوات بمهمات المسلمين، فهذا شعار الصالحين وعباد الله العارفين.
Artinya, “Kami riwayatkan dari sanad yang shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?’ Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).’Ulama kami berkata, disunahkan memperbanyak baca doa ini, baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia. Imam As-Syafi’I berkata, ‘Aku menyukai memperbanyak ibadah tersebut di siang hari sebagaimana di malam hari.’ Dianjurkan juga memperbanyak doa-doa yang penting bagi umat Islam. Ini tanda orang-orang saleh dan hamba Allah yang arif.”

Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi ini, ada beberapa amalan yang biasa dilakukan pada lailatul qadar. Meskipun kita tidak tahu secara pasti kapan datangnya lailatul qadar, yang penting amalan ini dilakukan selama bulan Ramadhan, khususnya sepuluh terakhir Ramadhan. Di antara amalan yang bisa dilakukan adalah memperbanyak baca doa:

اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya, “Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”

Dianjurkan juga memperbanyak baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang bermanfaat untuk umat Islam. Dalam pandangan Imam As-Syafi’i, amalan ini sebaiknya tidak hanya dilakukan di malam hari saja, tapi juga diperbanyak siang hari. Pasalnya, ia sendiri sangat menyukai melakukan amalan ini di siang hari, sebagaimana kesungguhannya di malam hari.

Semoga Bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Prediksi Terjadinya Malam Lailatul Qadar Tahun 2022 Menurut Pendapat Ulama' Salaf"