Kiai Mukhtar Syafaat Tidak Pernah Buka Baju Ketika Mandi
KH. Mukhtar Syafaat (w. 1991) adalah pendiri pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi, Jawa Timur. Kiai kelahiran Kediri ini menghabiskan masa mudanya di beberapa pesantren, seperti pesantren Mangunsari Tulungagung, pesantren Tebuireng Jombang, Minhajut Thulab Sumberberas Muncar Banyuwangi, dan Pesantren Tasmirit Thalabah. Di pesantren yang disebutan terakhir ini, Kiai Syafa’at muda mulai mendalami ilmu tasawuf. Dia mempelajari Ihya’ Ulum al-Din karya Imam al-Ghazali (W. 1111).
Tak hanya membaca kitab tasawwuf tersebut, Kiai Syafaat muda juga berusaha melaksanakan ajaran-ajaran di dalamnya. Tokoh ini selalu mengikuti shalat berjama'ah meskipun siang harinya harus bekerja. Ketika itu, Kiai syafaat tidak mendapat kiriman uang dari orang tuanya. Kiai Syafaat hanya dua kali dikirimi uang oleh ayahnya. Uang itu dibelikan sepeda mini untuk kiainya. Terkadang Kiai Syafaat hanya makan dedaunan dan buah-buahan karena tidak mempunyai persediaan makanan. Untuk mencukupi kebutuhannya, pada siang harinya, Kiai Syafaat bekerja kepada para petani. Pagi-pagi hari dia segera berangkat ke sawah, siang hari pulang ke pesantren.
Dan yang menarik, konon sejak di pesantren ini, Syafaat muda tidak pernah buka seluruh baju atau meihat aurat ketika mandi. Setiap mandi Kiai Syafaat tidak menanggalkan seluruh pakaiannya.
Apa yang dilakukan Kiai Syafaat ini mengingatkan kita kepada khalifah ke-4 dari al-khulafa’ al-Rasyidun, Ali bin Abi thalib (w.661). Sayyidina Ali juga tidak pernah melihat aurat dan kemaluannya sendiri, Oleh karena itu, jika ada kata “Ali” biasanya diikuti kalimat karramallahuwajhah yang artinya “semoa allah memuliakan wajahnya”. Padahal, para sahabat Nabi lainnya biasanya didoakan dengan kalimat radliyallahu ‘anh.
Posting Komentar untuk "Kiai Mukhtar Syafaat Tidak Pernah Buka Baju Ketika Mandi"