Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kultsum bin Hikam, Sahabat Yang Selalu Baca Surah Al Iklash


Sahabat Nabi ialah seseorang yang beragama Islam dan berjumpa pada Nabi Muhammad SAW. Generasi sahabat merupakan generasi terbaik. Banyak kisah yang dapat dijadikan tauladan dari para sahabat, diantaranya ialah kisah sahabat Kultsum bin Hikam.


Kecintaan Sahabat Kultsum bin Hikam Pada Surah Al Iklash

Dalam pencarian internet tidak banyak ditemukan literatur dalam kata kunci Biografi Sahabat Kultsum bin Hikam. Kisah yang banyak bertebaran ialah tentang kecintaan sahabat Kultsum pada surah Al Ikhlas, sehingga dengan kecintaannya tersebut menjadikan surah Al Ikhlas terus dibaca oleh beliau disetiap rakaat kedua dalam sholat. Anehnya, didalam setiap postingan beranda yang muncul nomor satu diberanda google, tidak ada cuplikan dasar cerita tersebut bersumber. Hal demikian itu, memantik penulis untuk merepost kembali dengan dilengkapi berbagai landasan dari hadis Nabi Muhammad SAW.

Kisah tentang sahabat yang selalu membaca surah Al Ikhlas dalam setiap rakaat kedua dalam sholatnya termaktub dalam hadis riwayat Siti 'Aisyah ra berikut :

عَنْ عَائِشَةَ رضِيَ الله عَنْهَا: أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم بَعَث رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، فَكَانَ يَقْرأُ لأصْحَابِهِ في صَلاتِهِمْ فَيَخْتِمُ بـ"قُل هُوَ الله أحَدٌ. فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذلِكَ لِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: " سَلُوهُ، لأي شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ؟ فَسَألوهُ فَقَالَ: لأنَّهَا صِفَةُ الرحْمنِ عَزَّ وَجَلَّ، فأنَا اُحِبُّ أنْ أقْرَأهَا. فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: " أخبِروهُ أنَّ الله تَعَالَى يُحِبُّهُ".

Syaikh Abdullah al-Bassam dalam Taisir ‘Alam Syarh ‘Umdatil Ahkam menjelaskan hadis diatas bahwa Nabi Muhammad SAW mengutus sebagian sahabat dalam satu ekspedisi peperangan tanpa diikuti langsung oleh Nabi SAW (Sariyyah). Dikala itu, seorang pimpinan perang merupakan seorang ahli ilmu dan agama yang juga menjadi imam dalam sholat. Tersebutlah, imam mereka selalu membaca surah Al Ikhlas "قُل هُوَ الله أحَدٌ" di setiap kedua dalam sholatnya.

Tatkala pasukan kembali dari peperangan, mereka menjumpai Rasulullah SAW dan melaporkan peristiwa itu. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW memanggil pimpinan mereka untuk klarifikasi kebenaran dan alasannya. Maka menjawabnya pimpinan Sariyyah, "Saya melakukannya (membaca surah Al Ikhlas disetiap rakaat kedua dalam sholat) sebab surat tersebut memuat sifat-sifat Allah Azza Wajalla, dan saya suka untuk mengulang-ngulanginya".

Mendengar jawaban imam tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kabarkan kepadanya! Bahwa sesungguhnya Allah SWT mencintainya sebagaimana dia cinta pada surah Al Ikhlas tersebut".

Penjelasan bahwa pimpinan Sariyyah dan Imam yang menjadi topik dalam hadis tersebut ialah Kultsum bin Hikam berbeda dengan penjelasan Sulaiman bin Muhammad Al Haimaidi dalam Iqadzul Ahkam syarah Umdatul Ahkam. Syekh Sulaiman menyebutkan bahwa seseorang imam tersebut ialah kultsum bin Hadam.

- عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها : (( أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ فَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاتِهِمْ , فَيَخْتِمُ بـ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِرَسُولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ : سَلُوهُ لأَيِّ شَيْءٍ صَنَعَ ذَلِكَ ؟ فَسَأَلُوهُ . فَقَالَ : لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ , فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - : أَخْبِرُوهُ : أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّهُ ))
-----------------------------------------------------
معاني الكلمات :
رجلاً : هذا الرجل المبعوث اسمه كلثوم بن الهدم .

Asbabun Nuzul Surah Al Ikhlas

Surah yang terdiri dari empat ayat ini merupakan surah yang ke 122 dalam susunan mushaf Al-Qur’an. Surah ini tergolong ke dalam surah makkiyah (surah yang turun sebelum Nabi SAW hijrah). Surah al-Ikhlas juga disebut dengan nama surah at-Tauhid, karena isinya menjelaskan tentang keesaan Allah SWT sekaligus menolak segala bentuk persekutuan terhadap Allah SWT. Nilai-nilai inilah yang menjadi inti atau esensi ajaran Islam.

Ada beberapa riwayat hadis berkenaan dengan asbabun nuzul surah al-Ikhlas. Namun, semua riwayat itu mengerucut pada inti yang sama, yakni jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifat Allah swt, segala sesuatu tergantung pada-Nya, Dia tidak beranak dan diperanakkan serta tidak ada yang setara dengan dia. Singkatnya, surah al-Ikhlas turun dalam rangka membumikan ke-tauhid-an.

Catatan paling awal berkenaan dengan asbabun nuzul surah al-Ikhlas adalah riwayat Abdullah bin Mas’ud. Ia mengatakan bahwa sekelompok Quraisy pernah meminta nabi untuk menjelaskan leluhur Allah swt dan kemudian turunlah surah ini. Riwayat lain dari Ubay bin Ka’ab dan Jarir bin Abdillah menyebutkan bahwa kaum Musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, “Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu.” Lalu turunlah surah ini.

Menurut Abul A’la Maududi dalam The Holy Qur’an, Madudi’s Introduction of Al-Ikhlas, surah al-Ikhlas turun pada periode awal Islam di Mekah berkenaan dengan pertanyaan kaum Quraisy tentang leluhur Allah swt. Namun dalam sepanjang perjalanan dakwah nabi Muhammad saw, surah ini diwahyukan kembali guna menjawab problematika saat itu. Jika ada yang mengajukan pertanyaan serupa, maka ayat yang sama akan disebutkan kembali.

Dalam sejarah kehidupan muslim di dunia, surah al-Ikhlas kerap kali diamalkan dalam bentuk yang bermacam-macam, mulai dari dibaca hingga dijadikan sebagai zikir tertentu. Kita bisa menemukan banyak riwayat mengenai kisah para ulama dengan surah itu, bahkan jumlahnya tak terhitung. Fenomena ini seringkali diasosiasikan dengan keutamaan surah al-Ikhlas dalam hadis nabi Muhammad saw.

Hadis Tentang Surah Al Ikhlas

Banyak sekali hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang Surah Al Ikhlas, baik keutamaan membacanya, lipat ganda pahanya semisal sepertiga Al Qur'an, dan keutamaan-keutamaan lainnya. Berikut penjelasannya,

Keutamaan Surah Al Ikhlas

1. Hadits A’isyah Radhiyallahu anha, beliau berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِ، فَيَخْتِمُ بِـ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ)، فَلَمَّا رَجَعُوا، ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: ((سَلُوْهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟))، فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((أَخْبِرُوْهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ)).
Artinya: "Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, dan ketika orang itu mengimami yang lainnya di dalam shalatnya, ia membaca, dan mengakhiri (bacaannya) dengan [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ], maka tatkala mereka kembali pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu beliau pun bersabda: “Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar Rahman, dan aku mencintai untuk membaca surat ini,” lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya Allah pun mencintainya”.

2. Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata :

كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا اِفْتَتَحَ سُوْرَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ، اِفْتَتَحَ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ)، حَتَّى يَفْرَغَ مِنْهَا. ثُمَّ يَقْرَأُ سُوْرَةً أُخْرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ. فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ، فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى، فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا، وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى. فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ. وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ. فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوْهُ الخَبَرَ، فَقَالَ: ((يَا فُلاَنُ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ؟ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُوْمِ هَذِهِ السُّوْرَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟)) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: ((حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ)).
Artinya: "Seseorang (sahabat) dari al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yang ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ], sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tidak suka, aku tinggalkan kalian,” dan mereka telah menganggapnya orang yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda: “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?” Dia menjawab,”Sesungguhnya aku mencintai surat ini,” lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dalam surga”.

Hadits Yang Menjelaskan Surat Al Ikhlash Sebanding Dengan Sepertiga Al Qur’n

3. Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata:

أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ.
Artinya: "Sesungguhnya seseorang mendengar orang lain membaca [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ] dengan mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan hal itu kepadanya, dan seolah-olah orang itu menganggap remeh surat itu, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”.



4. Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu anhu pula, ia berkata:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَصْحَابِهِ: ((أَيُـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ))، فَـشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَقَالُوا: أَيُّـنَا يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: ((اللهُ الوَاحِدُ الصَّمَدُ، ثُلُثُ القُرْآنِ)).

Artinya : "Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca sepertiga al Qur`an dalam satu malam (saja)?” Hal itu membuat mereka keberatan, (sehingga) mereka pun berkata: “Siapa di antara kami yang mampu melalukan hal itu, wahai Rasulullah?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahul Wahidush Shamad (surat al Ikhlash, Red), (adalah) sepertiga al Qur`an”.

5. Hadits Abu ad Darda` Radhiyallahu anhu, ia berkata:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((أَيَـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِي لَيْلَةٍ ثُلُثَ القُرْآنِ؟))، قَالُوْا: وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ القُرْآنِ؟ قَالَ: (( (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
Artinya : "Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ia bersabda: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca dalam satu malam (saja) sepertiga al Qur`an?” Mereka pun berkata: “Dan siapa (di antara kami) yang mampu membaca sepertiga al Qur`an (dalam satu malam, Red)?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “[قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ] sebanding dengan sepertiga al Qur`an”.

6. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((اِحْشِدُوْا فَإِنِّي سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ))، فَحَشَدَ مَنْ حَشَدَ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَرَأَ: (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ)، ثُمَّ دَخَلَ، فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ: إِنِّي أَرَى هَذَا خَبَرٌ جَاءَهُ مِنَ السَّمَاءِ، فَذَاكَ الَّذِي أَدْخَلَهُ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: ((إِنِّي قُلْتُ لَكُمْ سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ، أَلاَ إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
Artinya: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berkumpullah kalian, karena sesungguhnya aku akan membacakan kepada kalian sepertiga al Qur`an,” maka berkumpullah orang yang berkumpul, kemudian Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dan membaca [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ] (surat al Ikhlash, red), kemudian beliau masuk (kembali). Maka sebagian dari kami berkata kepada sebagian yang lain: “Sesungguhnya aku menganggap hal ini kabar (yang datang) dari langit, maka itulah pula yang membuat beliau masuk (kembali),” lalu Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dan bersabda: “Sesungguhnya aku telah berkata kepada kalian akan membacakan sepertiga al Qur`an. Ketahuilah, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”.

Membaca Surat Al Ikhlash Dapat Menjadi Penyebab Masuk Surga

7. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata:

أَقْبَلْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَسَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ)، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((وَجَبَتْ))، قُلْتُ: وَمَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: ((الجَـنَّةُ)).
Artinya: "Aku datang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu beliau mendengar seseorang membaca: [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ] .Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah wajib,” aku bertanya: “Apa yang wajib?” Beliau bersabda, “(Telah wajib baginya) surga.”

Surat Al Ikhlash Melindungi Orang Yang Membacanya, Jika Dibaca Bersama Surat Al Falaq Dan An Naas

8. Hadits Uqbah bin ‘Amir al Juhani Radhiyallahu anhu, beliau berkata:

بَيْنَا أَنَا أَقُوْدُ بِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاحِلَتَهُ فِي غَزْوَةٍ، إِذْ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ!))، فَاسْتَمَعْتُ، ثُمَّ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ!))، فَاسْتَمَعْتُ، فَقَالَهَا الثَّالِثَةَ، فَقُلْتُ: مَا أَقُوْلُ؟ فَقَالَ: [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ] فَقَرَأَ السُّوْرَةَ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ [قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ]، وَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ [قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ]، فَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَالَ: ((مَا تَعَوَّذَ بِمِثْلِهِنَّ أَحَدٌ)).
Artinya: "Tatkala aku menuntun kendaraan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan, tiba-tiba beliau berkata: “Wahai Uqbah, katakana,” aku pun mendengarkan, kemudian beliau berkata (lagi): “Wahai Uqbah, katakana,“ aku pun mendengarkan. Dan beliau mengatakannya sampai tiga kali, lalu aku bertanya: “Apa yang aku katakan?” Beliau pun bersabda: “Katakan [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ]”, lalu beliau membacanya sampai selesai. Kemudian beliau membaca [قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ], aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau membaca [قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ], aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berlindung (dari segala keburukan) seperti orang orang yang berlindung dengannya (tiga surat) tersebut”.

Keutamaan Surat Al Ikhlash, Jika Dibaca Bersama Surat Al Falaq Dan An Naas Ketika Seseorang Hendak Tidur

9. Hadits A’isyah Radhiyallahu anha, beliau berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيْهِمَا، فَقَرَأَ فِيْهِمَا [قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ]، وَ [قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ]، وَ[قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الـنَّاسِ]، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
Artinya: "Sesungguhnya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan ke dua telapak tangannya, kemudian beliau sedikit meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dan “Qul A’udzu bi Rabbin Naas” dan “Qul A’udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian (setelah itu) beliau mengusapkan ke dua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya yang dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya, wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.

Orang Yang Berdoa Dengan Makna Surat Al Ikhlash Ini, Ia Akan Diampuni Dosa-Dosanya Dengan Izin Allah

10. Hadits Mihjan bin al Adru’ Radhiyallahu anha, beliau berkata:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ المَسْجِدَ، إِذَا رَجُلٌ قَدْ قَضَى صَلاَتَهُ وَهُوَ يَتَشَهَّدُ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الوَاحِدُ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوْبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((قَدْ غُفِرَ لَهُ))، ثَلاَثاً.
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba (ada) seseorang yang telah selesai dari shalatnya, dan ia sedang bertasyahhud, lalu ia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta (kepadaMu) bahwa sesungguhnya Engkau (adalah) Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya, ampunilah dosa-dosaku, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh ia telah diampuni (dosa-dosanya),” beliau mengatakannya sebanyak tiga kali".

11. Hadits Buraidah bin al Hushaib al Aslami Radhiyallahu anha, beliau berkata:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلاً يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، فَقَالَ: ((لَقَدْ سَأَلْتَ اللهَ بِالاِسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ)). 
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu, bahwa diriku bersaksi sesungguhnya Engkau (adalah) Allah yang tidak ada ilah yang haq disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dirimu telah meminta kepada Allah dengan namaNya, yang jika Ia dimintai dengannya (pasti akan) memberi, dan jika Ia diseru dengannya, (pasti akan) mengabulkannya”.

Posting Komentar untuk "Kultsum bin Hikam, Sahabat Yang Selalu Baca Surah Al Iklash"