Ayat 186 Al Baqorah Sebagai Jawaban Pertanyaan Orang Badui Tentang Kedekatan Allah dengan Makhluk
Kisah orang-orang badui banyak diceritakan dalam berbagai ceramah dan pidato, mencerminkan kepolosan orang bagui dikala itu. Sikap yang terkesan kurang beretika namun menjadi kemaslahatan bagi semua umat muslim seantero dunia hingga saat ini.
Sikap orang badui yang bertanya kepada Nabi ditempat-tempat umum justru menjadikannya sebagai hadis mutawatir yang dapat dipastikan kebenarannya, hal ini berbeda bila dalam kondisi bisik-bisik atau bertanya langsung berdua dengan Nabi, maka hadis tersebut berstatus ahadi yang kekuatan nya jauh dibawah status mutawatir.
Ada satu kisah seorang laki-laki Arab Badui ingin mengetahui keberadaan Allah 'Azza wa Jalla. Laki-laki tersebut mendatangi Rasulullah SAW dan mengutarakan pertanyaannya. Beliau ditanya: "Wahai Rasulullah, apakah Rabb kita dekat sehingga kita berbisik kepada-Nya atau Dia jauh sehingga kita menyeru-Nya (dengan suara keras)." Mendengar pertanyaan ini, Nabi pun diam dan tak menjawabnya.
Seorang professor Fakultas Al-Qur'an Universitas Islam Madinah dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, Syeikh Prof Dr Imad Zuhair Hafidz mengatakan bahwa saat Nabi diam dan tak menjawab, maka turunlah ayat ini (Surah Al-Baqarah: 186) menjawab pertanyaan orang badui tadi.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah Ayat 186)
Dalam pembahasan yang berbeda, di dalam satu hadis shahih Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada seorang muslim pun berdoa dengan doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa atau pemutusan silaturrahim kecuali Allah akan mengabulkannya dengan satu di antara tiga pilihan; (yaitu) memberikan apa yang ia minta, menyimpan doa itu untuk di Akhirat, atau menolak kejelekan yang setara dengan nilai doanya."
Begitu juga hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan Malaikat)." (HR. Al-Bukhari, dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa bersikap husnuzhan (berprasangka baik) kepada Allah. Ketika berdoa misalnya tetaplah opitimis bahwa doa kita akan dikabulkan. Sebaliknya jika kita merasa Allah itu jauh, maka yang terjadi pun demikian, Allah akan menjauhi kita. Sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah dan menyayangi hamba-hamba-Nya. Adapun persoalan hidup yang sering dihadapi manusia sejatinya sudah punyasolusi dalam Al-Qur'an.
Berikut firman-Nya:
وَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّهٗ مَخۡرَجًا
"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (Surah At-Talaq: 2)
وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ ؕ وَمَنۡ يَّتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسۡبُهٗ ؕ
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (Surah At-Talaq: 3)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Artinya, "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. At-Talaq: 4)
Inilah rahmat Allah yang begitu luas namun manusia sering melupakannya. Mudah-mudahan kita diberi taufik agar menjadi hamba-hamba yang bertakwa.
Begitulah kisah tentang pertanyaan seorang badui tentang kedekatan Allah SWT pada makhluknya, hingga saat ini kaum muslimin dimanapun berada dapat terus bermunajat kepada Allah SAW dalam kekhusu'an.
Posting Komentar untuk "Ayat 186 Al Baqorah Sebagai Jawaban Pertanyaan Orang Badui Tentang Kedekatan Allah dengan Makhluk"