Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anjuran Segera Berbuka Puasa dan Doa Berbuka Puasa Sesuai Hadis Nabi


Puasa di bulan Ramadhan merupakan rukun islam yang ke-3. Dalam puasa ramadhan terdapat banyak hal yang perlu dipahami oleh umat Islam. Sebab puasa sebagai syariat yang telah ditetapkan, tentu mempunyai aturan-aturan yang harus diikuti. Baik berupa aturan wajib maupun berupa anjuran yang sunnah dan mubah.


Diantara hal yang dilakukan oleh seseorang yang berpuasa ialah berbuka puasa. Berbuka puasa dilakukan saat matahari terbenam dan masuk waktu Maghrib.

Anjuran berbuka di awal waktu.

Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya menjelaskan bahwa sebaik-baik berbuka puasa ialah di awal waktu. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berikut,

بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
Artinya: “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.”

Hadis di atas menerangkan bahwa menyegerakan buka puasa di awal waktu atau begitu masuk waktu Maghrib adalah baik karena hukumnya sunnah. Sebaliknya menunda-menunda berbuka tidak baik. Bentuk berbuka puasa tidak menjadi persoalan, apakah hanya makan dan minum secara minimalis karena ada alasan mendesak seperti harus segera menyiapkan jamaah shalat Maghrib dengan menjadi muadzin ataupun imam.

Prinsipnya adalah puasa di hari itu harus segera diakhiri dengan terbenamnya matahari atau tibanya waktu Maghrib, walaupun berbukanya hanya dengan minum dan makan sedikit. Selanjutnya makan dan minum tersebut dilanjutkan setelah melaksanakan Maghrib atau bahkan setelah SHolat Isya' dan taraweh.

Makan beberapa kurma atau minum air putih secukupnya terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Setelah itu, baru makan untuk mengisi perut yang kosong secara sempurna.

Hikmah Segera Berbuka Puasa

Anjuran segera berbuka puasa tentu mempunyai hikmah yang baik. Adapun hikmah dari segera berbuka adalah berikut:

Pertama, Rasulullah SAW bersbada:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ
Artinya: “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘Alaihi)

Selama sehari menahan lapar karena puasa, maka secara naluri tentu saat paling bahagia adalah berbuka. Hal tersebut berefek pada apapun yang kita makan dan minum terasa enak meskipun sebetulnya hanya makanan atau minuman biasa saja.

Kedua, agar tidak mengganggu kesehatan setelah sekian lama perut tidak diisi dengan makanan dan minuman apapun.

Adalah menjadi hak perut kita untuk segera dipenuhi hak-haknya karena manusia bukan malaikat yang tidak membutuhkan makan dan minum secara ragawi. Jadi memang menyegerakan buka puasa di awal waktu lebih baik dari pada waktu-waktu setelahnya. Dasarnya jelas baik secara naqli maupun aqli sebagaimana diuraikan di atas.

Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunah Nabi

Berikut merupakan anjuran dalam berbuka puasa yang sesuai dengan sunah Nabi Muhammad SAW,
  1. Berbuka di rumah sendiri
  2. Menyegerakan berbuka apabila sudah yakin masuk waktu berbuka puasa
  3. Membaca basmalah sebelum berbuka puasa
  4. Makan kurma
  5. Membaca doa berbuka puasa dengan mengangkat kedua tangan
  6. Makan minum secukupnya
  7. Setelah selesai makan dan minum, membaca doa.

Doa Berbuka Puasa

Dalam doa berbuka puasa terdapat banyak versi doa yang dapat dibaca oleh orang yang sedang berbuka. Berikut penjelasannya,

1. Riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya, "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."

2. Riwayat Sahabat Abdullah bin ‘Umar

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Artinya, “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah."

3. Kitab Fathul Mu'in Di dalam Kitab Fathul Mu'in juz 2 halaman 279 dijelaskan, ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafal doa dalam hadits riwayat Mu’adz bin Zuhrah.

Sementara lafal doa dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air, sebagaimana penjelasan berikut,

وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.
Artinya, “Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftharthu' dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: 'Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah'."

4. Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna

Dalam kitab tersebut, dijelaskan juga doa berbuka puasa berikut.

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Artinya, "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."

Waktu Membaca Doa Berbuka Puasa

Waktu membaca doa dalam berbuka puasa yang sering disalahpahami banyak orang adalah tentang pelaksanaan membaca doa ini. Umumnya masyarakat membaca doa buka puasa ini sebelum menyantap makanan atau meminum di saat masuk waktu maghrib.

Padahal, cara membaca doa yang paling benar adalah membacanya ketika setelah selesainya berbuka puasa. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin:

(وقوله: عقب الفطر) أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده
Artinya: Maksud dari (membaca doa buka puasa) “setelah berbuka” adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz 2, halaman 279).

Salah satu pijakan dalil penempatan membaca doa berbuka dilakukan setelah selesai berbuka puasa adalah dengan memandang makna yang terkandung dalam doa berbuka tersebut, khususnya pada doa berbuka yang tercantum dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar di atas yang hanya pantas (al-munasib) diucapkan kala selesai berbuka puasa.

Memang tidak dapat dipungkiri, meskipun dengan membaca doa di atas sebelum berbuka puasa, telah mendapatkan kesunnahan (husul ashli as-sunnah), tapi tetap yang paling utama adalah membacanya tatkala selesai berbuka.

Menu Berbuka Puasa Ala Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mengonsumsi menu tertentu pada saat buka puasa. Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi dikatakan:

إذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر، فإن لم يجد فليفطر على ماء فإنه طهور
Artinya, “Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci,” (HR At-Tirmidzi).

Ada dua menu buka puasa yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, yaitu kurma dan air putih. Kedua menu ini juga biasa Beliau konsumsi pada saat buka puasa.

Al-Mubarakfuri dalam Mir’atul Mafatih menjelaskan bahwa kurma sangat baik dikonsumsi ketika berbuka. Ia termasuk makanan pokok yang dapat menguatkan tubuh, terutama menyegarkan mata, setelah puasa seharian. Demikian pula dengan air putih, ia suci dan bersih, dan sangat baik dikonsumsi sebelum mencicipi menu buka puasa lainnya.

Demikianlah penjelasan tentang pentingnya menyegerakan berbuka puasa beserta tatacara, doa, dan menu dalam berbuka puasa.

Semoga bermanfaat.

Sumber NU Online

Posting Komentar untuk "Anjuran Segera Berbuka Puasa dan Doa Berbuka Puasa Sesuai Hadis Nabi"