Syaikh Hamzah Al Fansuri, Ulama Tasawuf dari Aceh
Salah satu tokoh sufi penting Aceh adalah Syaikh Hamzah al Fansuri. Dia dikenal sebagai penerus pemikiran Ibnu Arabi dan pelopor tasawauf pantheisme (wujudiyah) di daratan Melayu.
Syaikh Hamzah Al Fansuri, Ulama Tasawuf dari Aceh
Syaikh Hamzah al Fansuri diperkirakan wafat tahun 1630 M. Ini berarti, dia hidup di abad ke-17 M., di mana dalam dunia Islam sedang terjadi pertentangan tajam antara paham wujudiyah (pantheisme) dengan paham yang menentangnya. Di Melayu, paham wujudiyah diprakarsai oleh Syaikh Hamzah al Fansuri dan muridnya, Syaikh Syamsuddin as-Sumatrani, berhadapan dengan kubu Syaikh Nuruddin ar-Raniri.
Paham Syaikh Hamzah dalam Tasawuf dipengaruhi oleh pemikirian Ibnu Arabi. Dalam hal ini, pemikiran tasawuf Syaikh Hamzah mengenai Martabat Tujuh dipengaruhi oleh kitab Tuhfah al Mursalah ila ar Ruh an Nabi karya Syaikh Muhammad Fadhlullah al Burhanfuri, Pendiri Tasawuf Martabat Tujuh.
Syakh Hamzah al-Fansuri dikenal sebagai penerus paham tasawuf falsafi yang fanatik. Syaikh Hamzah juga dikenal sebagai seorang sastrawan terkemuka, pengubah syai-syair indah yang berisi paham tasawuf. Menurut beberapa pengamat sastra sufi, sajak-sajak Syaikh Hamzah al Fansuri tergolong dalam Syair al Khasyaf wal Ilham, yaitu puisi yang berdasarkan ilham dan terkesingkapan (kasyaf) yang umumnya membicarakan masalah cinta Ilahi dengan tamsil-tamsil erotik yang berkenaan dengan kemabukan, kefakiran, dan ketelanjangan mistik. Diantara syair yang ditulis oleh Syaikh Hamzah berbunyi,
Hamzah Fansuri sekalipun dhoifHaqiqatnya hampir pada Szat asy-SyarifSungguhpun habab rupanya KhatifWashilnya da'm dengan bahrul lathif
Syair tersebut di atas, jelas menyiratkan paham sufi dari Hamzah yang dipengaruhi oleh paham wujudiyah atau pantheisme, yaitu suatu paham tasawuf yang mengajarkan penyatuan antara hamba dengan Dzat Tuhan atau manunggaling kawula lan Gusti.
Beberapa karya syair Syaikh Hamzah antara lain: Syair burung pingai, Syair burung punuk, Syair perahu, dan Syair dagang. Adapun karya yang berbentuk prosa, diantaranya: Asrar al Arifin fi Bayan Ilm as Salik wat Tauhid (Keterangan Mengenai Perjalanan Ilmu Suluk dan Keesaan Allah) dan Syarab al-'Asyiqin (Minuman Orang-Orang yang Cinta kepada Tuhan). Puisi-puisi Syaikh Hamzah tergabung dalam kitab Ruba'i, yang kemudian diulas oleh Syaikh Samsuddin as-Sumatrani.
Karya-karya sastra Syaikh Hamzah sebenarnya cukup banyak. Akan tetapi, sebagian besar karyanya hangus dibakar di depan Masjid Raya Aceh, sebagai konsekuensi dari tuduhan sesat yang dialamatkan kepada Syaikh Hamzah al Fansuri oleh Ulama penentangnya, Syaikh Nuruddin ar Raniri.
Sumber: Buku Karomah Para Kiai oleh Samsul Munir Amin
Posting Komentar untuk "Syaikh Hamzah Al Fansuri, Ulama Tasawuf dari Aceh"