Hadis Ke-4 Kitab Arbain Nawawi : Amal Tergantung Penutupnya
Manusia dalam proses penciptaannya berasal dari pencampuran sperma seorang laki-laki dan ovum seorang perempuan (nuthfah), tahapan awal dalam bentuk nuthfah di dalam perut seorang ibu berlangsung selama 40 hari. Selanjutnya di tahapan ke dua, nuthfah berubah menjadi alaqah juga selama 40 hari, kemudian fase ketiga berubah menjadi mudghah selama 40 hari juga. Ke tiga periode tersebut bila dijumlahkan menjadi 120 hari atau sama dengan 4 bulan.
Ketika usia kandungan berumur 4 bulan, Allah swt mengutus malaikat untuk meniupkah ruh ke dalam janin seraya menuliskan 4 hal, yaitu:
1. rezekinya
2. ajalnya
3. amalnya, dan
4. celaka atau bahagia.
Karena sebab penjelasan ini lah, bacaan doa selamat yang dikenal dengan istilah selametan atau walimatul hamli diadakan oleh keluarga saat usia kandungan mencapai 4 bulan. Selametan ini berisi doa agar ibu yang sedang mengadung selamat dan bayi yang dikandung juga selamat.
Ditahap ini pula sudah terdapat ikatan antara seorang ibu dan janinnya. Maka seorang ibu harus hati-hati dalam berucap dan bertindak, sebab ucapan seorang ibu menjadi do'a ampuh untuk anak-anaknya.
--- --- ---
Kisah kemalangan yang ditimbulkan karena ucapan jelek dari sosok seorang ibu sangat banyak sekali, diantaranya ialah kisah seorang ahli ibadah dari kalangan bani Israil. Ahli ibadah tersebut bernama Juraij.
Suatu ketika saat Juraij tengah beribadah, ia pun dipanggil oleh ibunya. Namun Juraij mengacuhkan panggilan itu berkali-kali, syahdan sang ibu pun menggerutu semoga Juraij anaknya bertemu dengan wanita pelacur. Secara nalar, sosok Juraij yang selalu beribadah dan dekat dengan Tuhan tidak pernah mendekati tempat-tempat yang tidak baik, tentu tidak mungkin bertemu dengan wanita dalam ucapan sang ibu.
Tiba-tiba ada seorang pelacur hamil mengaku dihamili oleh Juraij, dan Juraij pun dijemput untuk diadili. Dalam pembelaannya Juraij menyangkal semua tuduhan itu, dan dia meminta menunggu hingga bayi tersebut lahir, sebab dialah yang akan bertanya kepada bayi tersebut tentang siapa ayahnya.
Saat bayi itu lahir, Juraij bertanya pada bayi tersebut siapa bapaknya. Bayi pun menjawab bahwa bapaknya ialah pengembala, bukan Juraij.
Kisah Juraij ini mengingatkan figur para ibu agar hati-hati dalam berucap terhadap anak-anaknya.
--- --- ---
Setelah usia kandungan di atas 4 bulan dan malaikat pun sudah menentukan kadar dari 4 ketentuan. Lalu bayi pun lahir dan beranjak dewasa.
Saat dewasa seseorang beramal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan saat usia 4 bulan tadi. Seseorang yang mudah diajak melakukan kebaikan tentu endingnya akan baik. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang sulit diajak melakukan kebaikan justru mudahnya melakukan kejelekan, sosok ini dikhawatirkan berakhir dengan tidak baik pula. Dititik ini kita semua harus berintropeksi diri terhadap keadaan kita sendiri, apakah masuk kategori mudah melakukan kebaikan atau justru sebaliknya?
Walaupun demikian, kebiasaan selalu melakukan hal baik tidak boleh menjadi ukuran bahwa dirinya akan masuk surga sehingga meremehkan orang lain. Semua harus menempatkan kekhawatiran diri dan terus berupaya agar kondisi baik itu terus hingga akhir hayat.
Bukankah juga banyak kisah seseorang yang pada mulanya baik kemudian berubah menjadi buruk diakhir kehidupannya, sebut saja contoh kisahnya Barshisha. Barshisha yang selalu beribadah kemudian menjadi penyembah iblis diakhir hayatnya, Naudzubillah.
Semoga kita terus diberikan kekuatan untuk selalu berbuat baik dan terus menerus baik hingga akhir, amin ya rabbal'alamin.
***
Materi di atas merupakan penjelasan dari hadis ke-4 dalam kitab Arbain Nawawi yang penulis sampaikan dalam pengajian rutinan di Majelis Ilmu BaitiQu di Mushalla Baiturrahman, Tuku, Sawahluar, Kotakusuma pada Ahad di pagi hari tanggal 28 Juli 2024.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud ra. Berikut matan hadisnya,
«إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ، فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ! إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا.
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا»
Posting Komentar untuk "Hadis Ke-4 Kitab Arbain Nawawi : Amal Tergantung Penutupnya"