Hadis Ke-7 Kitab Arbain Nawawi : Agama adalah Nasehat

Agama adalah Nasehat

=== === ===

Agama adalah nasehat bagi pemeluknya. Seorang yang beragama harus selalu tenang dan tentram, sebagaimana nasehat yang selalu membawa pelakunya pada kebaikan. Apabila ada seseorang yang mengaku beragama namun kesehariannya masih galau dan risau, menandakan terdapat kesalahan dalam memahami agama ataupun keliru saat belajar agama.

Bila ada seseorang yang mengaku melakukan kebaikan dengan cara merusak bahkan membunuh dengan mengatasnamakan agama, tentu tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus dilawan sesuai dengan posisi masing-masing. "Kebaikan harus dilakukan dengan cara yang baik dan ditempat yang baik".

Sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Bagi siapakah agama itu sebagai nasehat Ya Rasulullah?". Kemudian Nabi bersabda, "Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya."

Nasehat bagi Allah SWT artinya beriman kepada Allah SWT, serta mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang beriman harus membuktikan keimanannya dengan sholat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Tidak cukup itu, ibadah yang dilakukan sayogyanya mempunyai dampak sosial terhadap perilaku kesehariannya. Begitulah pengulangan penjelasan dari hadis sebelumnya tentang Iman, Islam, dan Ihsan.

Selanjutnya nasehat bagi kitabNya ialah belajar dengan cara yang baik agar bisa membaca Al Qur'an, selanjutnya istiqamah dalam membaca ayat-ayatnya, berusaha untuk memahami isi dan kandungannya, mengamalkan, dan mengajarkannya pada generasi-generasi muda.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Begitupula lah selanjutnya,,,

Penjelasan di atas penulis tuturkan setelah mengulang Kembali materi-materi yang telah lalu secara singkat untuk mengingat-ngingat isi hadis Nabi Muhammad SAW dalam kitab Arbain Nawawi.

Yaitu pertama tentang Urgensi Niat,

kedua tentang Iman, Islam, dan Ihsan,

lalu ketiga perihal rukun Islam yang lima,

kemudian keempat tentang proses penciptaan manusia,

selanjutnya yang kelima dan keenam tentang bid'ah dan syubhat.

Dan hadis ketujuh ialah pembahasan sebagaimana di atas.

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ