Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hadis Ke-16 Kitab Arbain Nawawi : Jangan Marah

Jangan marah!!! Itulah topik kajian pagi penulis dalam Majelis Ilmu BaitiQu di Musholla Baiturrahman Tuku, Sawah Luar, Kotakusuma, Sangkapura pada hari Ahad, 15 Desember 2024.
Larangan marah merupakan pesan Rasulullah SAW kepada umatNya sebagaimana termaktub dalam hadis ke-16 Kitab Arbain Nawawi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ. رَوَاهُ البُخَارِي.
Sahabat Abu Hurairoh ra menceritakan bahwa ada seorang yang meminta wasiat kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda "Janganlah Engkau Marah". Pesan ini terus disabdakan oleh Beliau seiring permintaan seorang sahabat tersebut yang juga mengulang permintaan wasiatnya.
Pesan singkat padat ini berlaku terhadap setiap keadaan, meliputi berbagai lingkup profesi, dalam setiap ruang dan waktu. Seseorang yang sering marah-marah akan jatuh martabatnya bahkan hilang kendali terhadap dirinya sendiri. Betapa banyak penyesalan yang hadir setelah terjadinya kemarahan.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW didatangi oleh seseorang yang meminta cara agar dekat dengan surga dan dijauhkan dari neraka. Nabi Muhammad SAW pun bersabda, "Jangan marah! Bagimu adalah surga".
Seseorang yang diliputi kemarahan harus segera menghilangkannya dengan cara berwudlu'. Hal ini dikarenakan kemarahan itu akibat ulah syaithon yang berasal dari api, maka api ini harus segera dipadamkan dengan air, yaitu air wudlu'. Kemudian diperkuat bahwa bila tidak memungkinkan berwudlu' saat itu, maka seorang yang sedang marah harus merubah posisi dirinya. Bila dia dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia duduk. Bila juga belum hilang kemarahannya, maka hendaknya dia tidur miring, dan seterusnya.
Poin pentingnya ialah kita semua harus berusaha menghidari kemarahan itu, jangan sampai kemarahan tersebut malah mengendalikan diri manusia untuk bertindak tanpa kontrol dan berujung pada kerugian serta penyesalan.
Apabila kita di posisi orang yang sedang melihat orang lain marah-marah, maka hendaklah mengingatkannya untuk membaca Istighfar dan permohonan ampun kepada Allah SWT. Hal ini lah yang disampaikan oleh Nabi Esa as kepada Nabi Yahya as.
Demikianlah kajian pagi itu disampaikan dengan relatif singkat selama 20 menitan sebab penulis masih ingin persiapan untuk ke pelabuan dan menyebrang ke Gresik dalam rangka mengikuti tes seleksi petugas haji di Jakarta. Akhirnya kajian ditutup dengan pantun:
Tamu datang mencari Pak Lurah,
Untuk diajak bermusyawarah,
Siapa orang yang suka marah.
Pasti hidupnya tak tentu arah.
Siang hari terasa gerah,
Lihat kakak sedang sedekah.
Tenangkan hati, janganlah marah,
Karena marah tak bawa berkah.
Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Hadis Ke-16 Kitab Arbain Nawawi : Jangan Marah"